Tasikzone.com – Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi kembali menunjukkan kepedulian dan dedikasinya terhadap kesehatan masyarakat dengan meluncurkan program inovatif bertajuk “Siminti Sehat” (Mengatasi Hipertensi dengan Minum Timun dan Gaya Hidup Sehat).
Program ini bertujuan untuk menekan prevalensi hipertensi melalui pendekatan alami dan perubahan gaya hidup sehat di masyarakat.
Peluncuran program dilakukan pada Kamis (15/5/2025), bertempat di Balai Desa Werasari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, antara lain perwakilan Kecamatan Sadananya, aparat desa, Kepala Puskesmas Sadananya, perwakilan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Ketua RW, para kader kesehatan desa, serta anggota Kelompok Wanita Tani (KWT).
Timun sebagai Solusi Alami untuk Hipertensi
Program Siminti Sehat mengangkat timun sebagai bahan alami yang diyakini efektif menurunkan tekanan darah. Kandungan kalium, magnesium, dan serat dalam timun terbukti membantu menstabilkan tekanan darah serta menjaga kesehatan jantung.
Edukasi terkait manfaat timun ini dipadukan dengan kampanye gaya hidup sehat, seperti mengurangi konsumsi garam, berolahraga secara rutin, menghindari rokok, serta menjaga kualitas tidur.
“Kami ingin memperkenalkan cara-cara sederhana dan terjangkau kepada masyarakat dalam mencegah hipertensi. Timun adalah salah satu bahan lokal yang mudah diakses dan sangat bermanfaat,” ujar Rania Febriyanti Hidayah, Ketua Pelaksana Program.
Pun, Program Siminti Sehat mendapat sambutan hangat dari pemerintah desa dan pihak puskesmas. Endar, perwakilan dari Kepala Desa Werasari, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif para mahasiswa.
“Program ini sangat bermanfaat, terutama bagi para lansia yang rentan terkena hipertensi. Kami berharap kegiatan serupa terus dilanjutkan secara berkala,” katanya.
Senada dengan itu, Kepala Puskesmas Sadananya, Dian Haeruman, S.Kep., menilai pendekatan alami seperti ini dapat menjadi pelengkap terapi medis yang efektif, terutama jika disertai dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Tidak hanya berhenti pada sosialisasi, program ini juga mencakup aksi nyata seperti demonstrasi pembuatan air timun serta penyerahan benih dan pupuk timun kepada KWT. Penanaman timun akan dilakukan di lahan kelompok tani yang terletak di Dusun Jontor.
Hasil panen nantinya akan dibagikan kepada warga penderita hipertensi melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yang diadakan secara berkala di tiga dusun, yaitu Dusun Desa, Dusun Jontor, dan Dusun Cikupa. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pencegahan hipertensi, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal melalui KWT.
“Melalui program ini, kami ingin mendorong kemandirian kesehatan masyarakat berbasis komunitas, sekaligus memberdayakan perempuan desa agar lebih aktif dalam menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan,” tambah Rania.
Dengan kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, program Siminti Sehat diharapkan mampu menjadi langkah awal dalam mengurangi angka hipertensi serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan sejak dini.