Home / Opini / Teror Kehidupan
Teror kehidupan

Teror Kehidupan

Penulis Oleh : Rifyal Luthfi MR

Bismillah…Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan dosa, maka terbentuklah noda hitam dalam hatinya. Jika ia melepaskan dosa, istighfar dan taubat, bersihlah hatinya. Ketika mengulangi dosa lagi, bertambahlah noda hitamnya, sehingga menguasai hati. Itulah Roon (rona) yang disebutkan dalam Al-Qur’an, “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (HR At-Tirmidzi). Maksiat dan dosa mempunyai pengaruh yang sangat dahsyat dalam kehidupan umat manusia. Bahayanya bukan hanya berpengaruh di dunia tetapi sampai dibawa ke akhirat. Ingatkah penduduk dunia pada masa Nabi Nuh a.s. dihancurkan oleh banjir yang menutupi seluruh permukaan bumi. Karena maksiat, kaum ‘Aad diluluhlantahkan oleh angin puting beliung. Karena ingkar pada Allah, kaum Tsamud ditimpa oleh suara yang sangat keras memekakkan telinga sehingga memutuskan urat-urat jantung mereka dan mati bergelimpangan. Karena perbuatan keji kaum Nabi Luth, buminya dibolak-balikan dan semua makhluk hancur. Kemudian diteruskan dengan hujan bebatuan dari langit yang melengkapi siksaan bagi mereka. Dan kaum yang lain akan mendapatkan siksaan yang serupa. Jika tidak terjadi di dunia, maka di akhirat akan lebih pedih lagi. Begitu pula pembuat maksiat akan dijauhkan dari rizki. Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba diharamkan mendapat rezeki karena dosa yang dilakukannya.” (HR Ibnu Majah dan Hakim).

Masih ingatkah dibenak kita pada tanggal 26 Desember 2004 yang silam dunia juga baru menyaksikan musibah yang dahsyat terjadi di Asia. Terbesar menimpa Aceh yakni, Tsunami dan gempa bumi yang menghancurkan dan menewasakan ratusan ribu umat manusia. Semua itu harus menjadi pelajaran yang mendalam bagi seluruh umat manusia, bahwa Allah Maha Kuasa. Disebutkan dalam musnad Imam Ahmad dari hadits Ummu Salamah, Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Jika kemaksiatan sudah mendominasi umatku, maka Allah meratakan adzab dari sisi-Nya.”Saya berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada orang-orang shalih?” Rasulullah menjawab, “Betul.” “Lalu bagaimana dengan mereka?” Rasul menjawab, “Mereka akan mendapat musibah sama dengan yang lain, kemudian mereka mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah.” Firman Allah swt.: “Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” (Qs.Al-An’am: 6)

BACA JUGA   Belajar dari Perumpamaan Buih

Sesungguhnya menyibukkan diri dengan masa lalu dengan mengingat-ingatnya dan membuka kembali kenangan musibah yang pernah terjadi pada masa silam serta mengenang kembali bencana yang telah usai, tiada lain suatu tindakan yang mirip dengan kebodohan dan kegilaan, terkecuali hal tersebut dijadikan ibrah buat kita untuk memperbaiki diri. jadi jalanilah hidup dalam ruang lingkup hari ini saja, jadikanlah peristiwa yang dahulu menjadi sebuah pembelajaran. Janganlah coba-coba mengenang masa lalu dan jangan pula mencemaskan masa depan, serahkan segala urusan kepada Allah swt.

Ingat semua kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia dan jebakan yang tidak disadari, baik yang besar maupun yang kecil, bermuara pada tiga hal. Pertama; terikatnya hati pada selain Allah, kedua; mengikuti potensi marah, dan ketiga; mengikuti hasrat syahwat. Ketiganya adalah syirik, zhalim, dan keji. Dengan demikian jika kemaksiatan yang telah kita lakukan merupakan suatu jebakan dalam kehidupan, kekhilapan, kebodohan dan kesalahan kita, maka penyesalan yang harus dilakukan disertai pertaubatan dengan tidak mengulanginya lagi. Namun juga jangan bersedih dengan kesedihan yang berlarut-larut sehingga lupa akan peribadahan kepada Allah. Setelah semuanya itu anggaplah bahwa kita tidak hidup, kecuali hanya sehari saja. Artinya menyesal dengan penyesalan yang sesungguhnya, bertaubat disertai memperbanyak amal sholeh, dan juga berhusnudzonlah kepada Allah bahwasannya Dia maha pengampun atas setiap dosa-dosa hamba-Nya.

Oleh karena itu agar terhindar dari teror kehidupan (kemaksiatan), solusinya: Pertama; menguatkan keimanan dan hubungan hati dengan Allah swt. dengan senantiasa mengikhlaskan segala amal perbuatan hanya karena Allah. Firman-Nya: “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah (Qs.Al-An`am:162). Kedua; mengendalikan rasa marah, karena marah merupakan pangkal sumber dari kezhaliman yang dilakukan oleh manusia. Firman-Nya: “Orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (Qs. Ali `Imran:134). Dan ketiga; menahan diri dari syahwat yang menggoda manusia sehingga tidak jatuh pada perbuatan zina.

Hasbunallah wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *