Home / Opini / Apakah Anda Menyadari Bahwa Saatnya Akan Tiba?
makam

Apakah Anda Menyadari Bahwa Saatnya Akan Tiba?

Oleh Rifyal Luthfi MR.

Setiap manusia pasti akan menemui kematian. Allah Swt.berfirman, “Setiap yang bernyawa pasti akan mati” (QS: al-‘Ankabut ayat 57). Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS al-Imraan: 185).

Hanya saja tidak ada yang mengetahui kapan waktu kematian seseorang. Ada yang meninggal di waktu muda, ada yang di waktu tua, ada yang meninggal dalam kondisi sehat, dan adapula yang meninggal dalam keadaan sakit, bahkan usia tidak dijadikan ukuran, seberapa panjang umur yang dimilikinya dalam kehidupan ini, tentu kematian pasti sebagai akhir dari episode hidupnya serta jalan yang akan dilaluinya.

Firman Allah swt.“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. (Qs. Al`araf: 34)

Sabda Rasulullah saw.”(Pada suatu hari) Jibril datang padaku, sembari berkata: ‘Wahai Muhammad, hiduplah semaumu, namun engkau pasti akan mati. Dan cintailah siapa yang engkau mau, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan beramallah semaumu, sesungguhnya engkau pasti akan menemui balasannya. Ketahuliah mukmin yang paling mulia adalah yang sholat malam, dan perkara itu banyak ditinggalkan oleh manusia”. (HR ath-Thabarani dalam Mu’jamul Austah 4/306 no: 4278).

Ali bin Abi Thalib r.a. menyampaikan tentang hakikat hidup: ‘An naasu niyamun, fa idza maatu intabahum’ Manusia itu dianggap sebagai sedang tertidur, justru ketika mati, baru kemudian mereka menyadari apa yang sedang terjadi. Manusia di dunia dengan segala aktifitasnya, makan, minum, bekerja, bersepeda, bernyanyi, berjalan, berlari, bercakap-cakap, dan lainnya itu tidak ubahnya sedang tidur. Mereka sedang bermimpi, mereka tidak sadar akan apa yang sedang mereka perbuat, tidak mengerti apa yang mereka rasakan. Namun tiba-tiba ketika kematian menghampiri, orang akan tersadar dari mimpinya. Ketika jasad sudah ditimbun dalam kubur, alam kubur itulah tempat ia terbangun dan terjaga dan kenikmatan atau kesengsaraan yang akan dialaminya, adalah sebuah keniscayaan yang tidak terbantahkan.

BACA JUGA   Siapkah Diri Kita Tuk Menyambut Ramadhan?

Bayangan surga dan neraka akan diperlihatkan di depannya. Dia akan tahu mana di antara keduanya yang akan menjadi tempat kembalinya. Karena alam kubur itu adalah persinggahan pertama, tempat transit sebelum perjalanan hidup yang sebenarnya berlanjut.Yang pasti, alam kubur itu berbeda dari kuburan. Alam kubur alias alam barzah tidak bisa diindera. Sebagus apapun kuburan seseorang dibangun dan dihias, perlakuan itu tidak berpengaruh pada nasibnya di alam kubur.Sabda Rasulullah saw.,“siapa yang selamat dari siksaan kubur, dia kan selamat di etape berikutnya. Semua ‘prosedur akhirat’ akan mudah dilalui. Sebaliknya, jika alam kubur telah membuatnya tersiksa, itulah pertanda perjalanannya ke depan tidak akan mulus.”

Sahabat Utsman bin Affan r.a. berkata kalau alam kubur itu lebih mencekam, lebih menakutkan daripada neraka. Di kubur itu kita sendirian, ditanyai oleh dua malaikat Munkar dan Nakir sendirian. Dan yang lebih mengerikannya, kita disiksa di alam kubur sendirian jika kita tidak sanggup menjawab pertanyaan keduanya.

Sabda Rasulullah saw. “Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.” (HR. Tirmidzi). Oleh sebab itu, kita mesti menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya agar meninggal dalam kondisi husnul khatimah.

Hasbunallah Wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *