Home / Sosial & Budaya / 27 Tahun Menderita Hernia, Pengayuh Becak ini Butuh Perhatian
Pegayuh Becak Menderita Hernia

27 Tahun Menderita Hernia, Pengayuh Becak ini Butuh Perhatian

Kota Tasikmalaya, tasikzone.com – Endang Rohana (52) salah seorang warga yang tinggal di Cieunteung RT. 02 RW. 05 Kelurahan Argasari Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya hanya bisa terdiam dengan kondisi dan keadaannya yang terkena penyakit “turun bero” atau dalam bahasa medis hernia.

Endang yang ngontrak di rumah ukuran 3×4 meter menjelaskan, bahwa ia sudah lama mengidap penyakit itu, akan tetapi dikarenakan keadaan ekonomi keluarga yang serba kekurangan sehingga dirinya tidak bisa mendapatkan penanganan medis yang sesuai.

“Karaosna mah ti taun 90an mung enya eta tea, bujeung-bujeung kanggo ngubaran, kanggo sadidinteun wae oge emutaneun keneh”ucap Endang sembari berderai air mata, Kamis (26/01/2017).

Pria yang kesehariannya mengayuh becak ini, sekarang tak mampu lagi beraktifitas seperti biasanya. Bahkan sekarang ia sudah tak mampu lagi menafkahi kehidupan sehari-hari untuk keluarganya. Sebab, penyakitnya semakin parah dan harus dilakukan operasi “kirang langkung bade ampir sasasihan calik di bumi, teu usaha ngabeca. tos teu kiat kamana-mana”katanya.

Melihat kondisi sang ayah yang kian memprihatinkan, Epi anak pertama Endang,menuturkan bahwa, dirinya beserta adik-adiknya sudah pernah membawa ayahnya itu berobat ke salah satu klinik sebagai upaya ikhtiar yang di lakukan, supaya sang ayah bisa kembali sembuh seperti sedia kala.

BACA JUGA   Experience Ramadhan, Musisi Hijrah Tampil Di Tasikmalaya

“Atos kantos di candak ka dokter, mung ngan sakali eta oge artosna kenging udunan sareng rai-rai. Hasil pariosan  dokterna teh kedah di operasi pun bapak teh”terangnya.

Epi juga, sudah melaporkan kondisi ayahnya ke pihak pengurus setempat. Supaya ayahnya itu bisa di tangani “atos laporan ka pak RT, alhamdulillah nuju di lereskeun”singkatnya.

Sementara itu, Ade Sudirman, pengurus setempat sudah melaporkan terkait kejadian yang menimpa warganya itu. Untuk dapat di tangani lebih lanjut oleh pihak terkait. “Atos di koordinasikeun sareng Pak RW, surat-surat nu di peryogikeun oge nuju di proses. Tapi nu namina operasi mah tetep peryogi biaya”jelasnya.

Setelah mendengar kabar tersebut, epi beserta adik-adiknya, hanya bisa pasrah. Karena, dirinya memahami biaya untuk melakukan operasi itu tidak sedikit. Dan akhirnya lebih memilih merawat ayahnya itu di rumah dengan seadanya. Ia pun berharap ada dermawan yang terketuk hatinya dan bisa membantu biaya untuk operasi ayahnya.(doel)

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *