Home / Organisasi / Tasikmalaya Jadi Tempat Berdirinya MUI, Simak Penjelasannya
IMG-20231227-WA0051

Tasikmalaya Jadi Tempat Berdirinya MUI, Simak Penjelasannya

Kota Tasikmalaya, tasikzone.com – ketua MUI Jabar Prof.Rahmat Safei LC secara Resmi mengukuhkan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya masa khidmat 2023-2028, rabu (27/12/2023) di Ruang Paripurna DPRD Kota Tasikmalaya.

Menurut, Ketua MUI Jabar Prof Rahmat Safei, Lc menyebut Tasikmalaya merupakan wilayah yang spesial.

1958 menjadi sejarah lahirnya MUI di Tasikmalaya, inisiatif pembentukan wadah para ulama itu dipicu konflik di tatar sunda mulai merebaknya PKI serta adanya konflik DI/TII dengan militer di Malangbong Garut.

Pembentukan lembaga itu sendiri didasari Instruksi Penguasa Perang Daerah Swatantra I Jawa Barat dengan Nomor Instruksi 32/8/P.P.D/1958 tertanggal 11 Agustus 1958, sebagai kelanjutan dari pembentukannya pada 12 Juli 1958.

saat itu, MUI yang saat ini bernama Badan Musyawarah Alim Ulama (BMAU)
memiliki program yakni bersama militer ikut serta dalam menjaga keamanan dan mengemban amanah dakwah kepada masyarakat agar bisa terselamatkan dari gangguan PKI maupun dengan konflik DI/TII.

“Keterlibatan militer di dalam MUI Jawa Barat pada periode1958-1967 tidak hanya berperan dalam segi keamanan namun juga sosial dan budaya. “Nah rumusan awalnya itu terjadi di gedung Mitra Batik Tasikmalaya,” kata Prof.Rahmat saat memberi sambutan.

Seperti diketahui, Sebelum menjadi MUI, organisasi itu bernama Badan Musyawarah Alim Ulama (BMAU). Tak lama diadakan pula kembali Konferensi pada tanggal 7-9 Oktober 1958 dan diputuskan untuk mengganti nama BMAU menjadi MU (Majelis Ulama) dengan ketua umumnya adalah KH. Sudja’i atau kerap disebut Mama Kudang.

BACA JUGA   PWRI Jadi Motivasi Tetap Mengabdi Untuk Masyarakat

Sementara itu, ketua Umum MUI Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi berkomitmen untuk menjadikan organisasi tersebut sebagai wadah berkumpul para ulama dalam merumuskan, mengkaji beragam persoalan yang mengemuka untuk kemudian direkomendasikan kepada setiap stakeholder yang ada di kota santri.

“Intinya kita siap berkolaborasi dengan setiap stakeholder dalam menyikapi beragam persoalan yang terjadi, terutama dalam menumbuhkan menguatkan akhlak, akidah dan lainnya,” katanya.

Ditempat yang sama PJ Walikota Tasikmalaya Dr. Cheka Virgowansyah pun senang dengan pengukuhan lembaga itu karena kini pihaknya memiliki “tempat curhat” guna merumuskan persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat.

“Organisasi MUI kan lahir di Tasikmalaya, sementara bangunan kantor MUI sampai saat ini belum juga rampung. Jadi sebaiknya alokasi bantuan ditambah lah,” kata salah seorang pengurus.

Pada kesempatan tersebut, mencuat harapan agar alokasi bantuan untuk menopang organisasi itu bisa lebih ditingkatkan. Saat ini, dalam setahun bantuan untuk menopang organisasi itu hanya berkisar Rp 400 juta.

Tampak hadir dalam pelantikan itu Anggota DPD RI Asep Hidayat, Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H.Aslim SH, M.Si dan tokoh masyarakat lainnya. (***)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *