Home / Organisasi / Memaknai Sumpah Pemuda, Dulu, Kini Dan Nanti
IMG-20211028-WA0039

Memaknai Sumpah Pemuda, Dulu, Kini Dan Nanti

Kota Tasikmalaya, tasikzone.com – Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya, Opik Taupik Rahman, S.Pd.I menjadi salah satu narasumber dalam acara Refleksi Sumpah Pemuda dengan mengambil tema “Memaknai Sumpah Pemuda, Dulu, Kini dan Nanti” yang di inisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STAI Tasikmalaya, Kamis sore (28/10/2021) di Remedial Cafe Cilolohan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalya.

Opik memandang kegiatan yang dilakukan oleh HMI hari ini sangat positif, itu sebagai kultur stadis atau kajian ilmiah. Dimana ia melihat hari ini masih ada anak muda yang lebih ingin memahami konteks sejarah konteks perkembangan kepemudaan.

“Nilai yang saya lihat itu adalah ada kemauan yang besar untuk mengenang sejarah perjalanan kepemudaan di Indonesia ini, kemudian dijadikan pengetahuan bagi mereka untuk dijadikan contoh tauladan di generasi kehidupan anak muda hari ini”terang dia kepada tasikzone.com seusai acara.

Posisi bentuk formulasi repleksi semacam itu, lanjut Opik, memang semacam ini harus di biasakan di temen temen kalangan muda, supaya giroh semangat jati diri pemuda itu terbangun.

Tantangan terbesar kalangan anak muda memang selalu terbentur dengan pragmatisme. Akan tetapi, ia menilai, pragmatisme itu sebuah paham secara dialektik dari sebuah literasi-literasi buku yang selalu menjadi lawan dari idealisme.

BACA JUGA   Yusuf Kukuhkan PK AMPG Se Kota Tasikmalaya

“Jadi saya melihat temen-temen aktivis itu selalu dikotomi membedakan antara pragmatisme dan idealisme”terangnya.

Padahal menurutnya, bahwa itu adalah sebuah paham, isme-isme itu sebuah paham. Sebenarnya itu adalah sebuah kondisi realitas dari sebuah pemikiran dimana keinginan dengan keadaan itu selalu ada benturan.

“Nah bagaimana kemudian hari ini anak muda tadi merawat, agar idealisme nya selalu tumbuh dalam diri kita. Supaya kita tidak terjebak dalam pragmatisme yang berlebihan”jelasnya.

“Artinya bahwa, temen-temen muda ini bagaimana kemudian hari ini mengkaji tentang sejarah-sejarah, dimana peran posisi anak muda sebagai fase garda terdepan dalam perjuangan dari masa ke masa”tambah dia.

Lanjut dia, ini harus menjadi vitamin dalam pikirannya, supaya idealismenya mereka tetap terjaga. Jangan sampai tergadaikan, karena sayang dengan masanya, sayang dengan momennya dia sebagai anak muda.

“Kalau saja anak muda hari ini saja sudah pragmatisme kebayang kan sudah tuanya akan seburuk apa, kira kira kan begitu”tegasnya.

Tetapi kalau misalkan anak muda ini selalu merawat idealisme nya, kita punya harapan potensi bakal calon pemimpin ini adalah memiliki history yang baik dalam merawat idealismenya.(malby)

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *