Home / Kiprah Pemerintah / PSBB Diperpanjang, Pemkot Tasik Putus Mata Pencaharian Masyarakat
IMG-20200519-WA0041

PSBB Diperpanjang, Pemkot Tasik Putus Mata Pencaharian Masyarakat

Kota Tasikmalaya, tasikzone.com-Perpanjang PSBB, Tanda Pemkot Tasik Kurang Peka Terhadap Situasi Dan Kondisi Rakyat

Kebijakan pemerintah kota Tasikmalaya untuk memperpanjang PSBB sampai tanggal 29 Mei 2020, adalah sebuah kebijakan yang kurang bijak, disaat rakyat akan bersuka cita menyambut hari kemenangan Idul Fitri justru malah segala hal dibatasi, jumlah ruas jalan yang ditutup akan ditambah, itu artinya masyarakat akan semakin kesulitan untuk bisa mengakses berbagai tempat tujuan.

Dikatakan Ir Nanang Nurjamil kepada Tasikzone.com Senin (18/05/2020) melalui pesan Whatsapp yang diterima Wartawan.

“para pedagang kecil akan semakin kesulitan mencari lahan tempat jualan karena areanya semakin dipersempit dengan kebijakan penutupan jalan. Fakta empiris di beberapa kota menunjukkan bahwa penerapan PSBB tidak efektif, justru pasien positive covid-19 malah semakin bertamba”bebernya

Lanjutnya, Hal yg harus ditingkatkan bukan adalah “tracing, treatmen, testing” bukan memperpanjang PSBB, percuma PSBB diperpanjang kalau hanya sekedar menutup jalan, mencegah kendaraan masuk, tapi orang malah diloloskan.

” memangnya yang akan terkena corona kendaraan bukan orang ? Pemkot dan Gugus Tugas Covid-19 mestinya melihat realitia dilapangan secara arif dan bijak, selama PSBB berjalan faktanya jalan tetap macet, pengunjung mall tetap berdesakan, saya melihat langsung ada sebuah mall yang dari luar kelihatan sepi/tutup, setelah saya cek ke atas ternyata ramai pengunjung”tuturnya

BACA JUGA   BUMdes Sukanagara Akan Terapkan Pola Simpan-Pinjam Dan E-Warung

Sekali lagi lebih baik PSBB tidak usah diperpanjang, maksimalkan saja tracing, testing dan treatmen, faktanya penambahan pasien positif covid-19 terjadinya di puskesmas, bukan di ruang publik.

“Ini sudah 5 hari menjelang Idul Fitri, masyarakat butuh bekal untuk berlebaran, pemkot harus memiliki “sense of crisis” secara “holistic” (menyeluruh) jangan hanya dari satu sisi untuk kepentingan pencegahan penularan covid-19 yang semuanya baru hanya sekedar upaya dan prediksi, jangan memutus mata rantai covid tapi memutus mata pencaharian masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tetap selain dari berjualan”ucapnya

Pikirkan bagaimana dengan nasib 2000 pekerja yang dirumahkan, 500 lebih driver ojol, 4.281 PKL se kota Tasikmalaya, belum lagi para pekerja opang, sopir angkot, delman, tukang becak, ada bansos malah banyak yg tidak tepat sasaran karena input datanya katanya “ngaco” dan amburadul.

“Kesalahan pemerintah jangan rakyat yang menjadi korban. Sekali lagi tidak usah diperpanjang PSBB, maksimalkan saja “trace, test, treat” (Pelacakan, Pemeriksaan dan Pencegahan/Pengobatan)”tegasnya.(rian)

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *