Home / Pendidikan / Burung Hantu Sebagai Predator Alami Pengendali Hama Tikus Sawah
IMG-20190726-WA0031

Burung Hantu Sebagai Predator Alami Pengendali Hama Tikus Sawah

Kota Tasikmalaya, tasikzone.com-Dosen dan mahasiswa KKN-PPM Tematik UNPER melaksanakan kegiatan pelatihan tentang “Burung hantu sebagai predator alami pengendali hama tikus sawah bersama dengan petani di kel. parakannyasag Kec. Indihiang Kota Tasikmalaya.

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada, kamis, (25/07/2019) bertempat di aula kantor Kel. Parakannyasag. Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh Dosen Pendamping Lapangan (Firgian Ardigurnita, M.P.; Nurul Frasiska, M.Si.; Efrin Firmansyah, M.Si), 24 mahasiswa, 25 petani yang tergabung dalam kelompok tani parakannyasag, Korsatpel (Ir. Arief Setiabudy), Ketua Gapoktan (H. Suryadi Apandi), Lurah Parakannyasag (Abdullah, S.H.), POPT Kec. Indihiang (Sendi Selpiansah), PPL (Enok Surtika, S.P.), Babinsa (Bp. Agus), ketua karang taruna, kormades (Rully Adhi Yogaswara) dan narasumber utama (Bp. Hikmat Sumantri, S.P.) dari POPT Kec. Ujungjaya Kab. Sumedang.

Firgian Ardigurnita, S.Pt., M.P. selaku ketua tim pengabdi sekaligus DPL KKN menyampaikan Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan program hibah dari Kemenristekdikti. Pelatihan ini digagas sebagai upaya dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui program pengendalian hama tikus sawah menggunakan burung hantu.

Selama ini petani di kelurahan parakannyasag sering mengalami penurunan produksi dikarenakan adanya serangan hama tikus sawah. Menurut data BPP di Kelurahan Parakanyasag Kecamatan Indihiang merupakan wilayah dengan populasi tikus yang tertinggi. Pada bulan Oktober 2018 sebanyak 117,47 ha luas lahan pertanian yang terserang 3 ha.

Tikus berkembang sangat pesat dan menyerang tumbuhan padi pada seluruh fase hidup mulai fase vegetatif hingga generative (Setiabudi, 2014). Ir. Arief Setiabudy menjelaskan selama ini petani telah melakukan berbagai upaya mulai dari menggunakan racun tikus, menggunakan bahan – bahan alami yang baunya tidak disukai oleh tikus, serta dengan produk kimia namun hasil tersebut masih belum dapat menyelesaikan serangan hama tikus sawah.

BACA JUGA   Racana STAINU Tasikmalaya Segera Dibentuk

Kegiatan pelatihan ini diisi dengan berbagai materi mulai dari dampak serangan hama tikus sawah, karakter burung hantu (Tyto alba), serta cara pembuatan Rumah Burung Hantu (Rubuha). Petani sangat antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut. Bp. Hikmat Sumantri, S.P. selaku narasumber utama menjelaskan bahwa burung hantu merupakan predator alami yang sangat efektif dalam mengendalikan hama tikus sawah. Burung hantu merupakan burung pembawa berkah bagi petani.

Keberadaan burung hantu di sawah telah membantu petani meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Selain menjelaskan tentang burung hantu dan Rubuha, Bp. Hikmat Sumantri, S.P. juga datang bersama 2 petani binaannya yang memaparkan pengalamannya sebelum dan setelah menggunakan burung hantu. Petani di Kec. Ujungjaya Kab. Sumedang awalnya sering mengalami kerugian yang disebabkan oleh serangan tikus. Akan tetapi setelah memanfaatkan burung hantu dan membuat Rubuha di sawah – sawah, serangan tikus menurun secara signifikan, hasil panen meningkat dan pendapatan meningkat. Bahkan jumlah Rubuha yang ada terus meningkat yang awalnya hanya 10 buah rubuha saat ini sampai 200 buah Rubuha.

Pihak kelurahan parakannyasag yang diwakili oleh Ibu Sekretaris Lurah menyampaikan harapan kepada petani agar pelatihan yang sudah dilaksanakan dapat diaplikasikan secara berkelanjutan. Beliau juga menyampaikan terimakasih terhadap Tim KKN-PPM Tematik UNPER yang telah menjadikan Parakannyasag sebagai lokasi KKN, serta bersedia gotongroyong bersama-sama dengan masyarakat untuk meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan petani Parakannyasag.(Ibye)

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *