Home / Opini / 102 Tahun Momentum Nahdlatul Ulama untuk Kemiskinan dan Krisis Akhlak Kota Tasikmalaya
Picsart_25-01-28_08-59-28-847

102 Tahun Momentum Nahdlatul Ulama untuk Kemiskinan dan Krisis Akhlak Kota Tasikmalaya

Penulis : Heryanto
Alumnus PMII, Ponpes Manarul Huda, LAZISNU.

Tasikzone.com – NU Lahir 31 Januari 1926 ( 17 Rajab 1344 H) oleh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah, KH Bisri Sansuri dan beberapa kyai lainnya disurabaya yang awalnya fokus ke madrasah dan pesantren serta pengajaran yang sistematis, dengan tujuan utama membangkitkan kesadaran ummat melalui pemahaman agama yang moderat dan berbasis ajaran Islam yang berhaluan Ahlusunnah Waljama’ah.

Menurut Lembaga Survey Indonesia (LSI) di tahun 2023 jamaah NU sebanyak 56,9 % dan NU menjadi ormas terbesar di Indonesia saat ini. Dihari lahir (harlah) NU yang ke 102 dengan tema bekerjasama ummat untuk Indonesia Maslahat, seiring dengan diera digitalisasi abad modern ini bahwa berkolaborasi (bekerjasama) adalah penting, kesadaran kolektif untuk bekerjasama di tatanan struktural NU dan ummat menjadi modal dan energi besar untuk mewujudkan cita cita NU dan para Kyai agar NU lebih maju, berdaya dan memiliki kualitas Maslahat untuk ummat dan bangsa.

NU memiliki keunikan, ciri khas dan keunggulan tersendiri dimana Kekuatan NU ada di para kyai dan ummat, sedangkan struktural NU lebih kepada mengharmonikan keinginan dan harapan juga fatwa fatwa Kyai Ajengan agar bisa diwujudkan yang semata mata untuk kepentingan ummat dan bangsa.

102 Tahun bagi NU adalah perjalanan panjang, selain berkah karena yang mendirikan NU adalah Para kyai ulama (Al-ulama warosatul anbiya) juga NU sampai hari ini konsisten, pertama konsisten secara konstitusional atau produk hukum (AD ART, Pedoman Organisasi dan peraturan lainnya) yang menyelaraskan diri dengan perkembangan zaman (moderat). Kedua, konsisten dalam sistem kaderisasi untuk mencetak calon calon ulama, kyai dan Ajengan yang terus dibenahi dan dijalankan secara berkelanjutan. Ketiga, konsisten para kyai Ajengan dalam mengurus ummat ditengah-tengah ancaman arus era digitalisasi yang menghantam seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Urat nadi dan jantung NU adalah ulama, kyai dan Ajengan yang hampir setiap kampung ada sedangkan struktural-pengurus adalah badan atau tubuhnya NU, NU akan tetap ada, lestari, maju dan berdaya jika harapan harapan Ulama, Kyai Ajengan dapat di tangkap dan diwujudkan dengan baik oleh tatanan struktural NU.

BACA JUGA   Hari jadi Kota Tasikmalaya Harus Menjadi Momentum Refleksi dan Evaluasi

Kepengurusan NU di Tasikmalaya menurut sumber ada yang menyebutkan tahun 1926 ada juga yang mengatakan tahun 1928 dimana pendirinya adalah KH Fadil Bin Ilyas dan KH Oenoeng Qolyubi, NU hadir di Tasikmalaya lebih dulu dibanding Persis tahun 1935 dan Muhammadiyah tahun 1936. Pengurus NU Kota Tasikmalaya terbentuk seiring dengan terbentuknya pemerintahan Kota Tasikmalaya pada tahun 2001

Jama’ah NU di Kota Tasikmalaya dibilang sangat mayoritas, berkat keistiqomahan para ulama, kyai, Ajengan NU dalam 24 jam terus mengayomi ditengah-tengah suka duka ummat dan masyarakat dengan penuh keikhlasan kesabaran dan ketelatenan. dimomentun Harlah NU ke 102 Tahun 2025 ini menjadi penting bagi PC NU Kota Tasikmalaya untuk melakukan langkah langkah strategis diantaranya :
1. Menjadi koneksi (wasilah) terhubungnya gagasan dan ide para ulama kyai Ajengan kota Tasikmalaya sehingga menjadi sebuah kekuatan besar dan kepentingan bersama untuk kemajuan Ummat dan Masyarakat Kota Tasikmalaya
2. Mengkonsolidasikan kekuatan ummat melalui para ulama, kyai Ajengan untuk bagaimana memikirkan solusi solusi dan kebijakan strategis bagi kota Tasikmalaya dalam hal Krisis Akhlak dan Kemiskinan di Kota Tasikmalaya.

Nampaknya pemerintah Kota Tasikmalaya hari ini sedang kedodoran dalam menangani persoalan persoalan mulai dari pembangunan, krisis akhlak dan kemiskinan karena keterbatasan sumber daya baik Sumberdaya Manusia, sumber daya alam maupun sumberdaya keuangan. Pemkot juga belum bisa berbuat banyak secara maksimal jika kehadiran NU di Kota Tasikmalaya tidak dilibatkan dalam berbagai kebijakan dan langkah langkah strategis untuk menyelesaikan pembangunan, krisis akhlak dan permasalahan kemiskinan di Kota Tasikmalaya.

NU Kota Tasikmalaya kaya akan berbagai pontensi, mulai dari kader aktivis-intelektualnya, kyai Ajengan dan ulamanya, mayoritas jamaah NU nya. Sehingga bisa dibilang menjadi kekuatan penentu untuk maksimalnya kemajuan peradaban ummat bangsa dan negara, khususnya di Kota Tasikmalaya. Jadi kenapa tidak jika Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk melakukan kolaborasi dengan segenap kekuatan yang dimiliki oleh NU Kota Tasikmalaya untuk sama sama menyelesaikan persoalan-persoalan pembangunan, krisis akhlak dan kemiskinan di Kota Tasikmalaya.

Wallohu’alam bissowaf

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *