Home / Opini / Menengok Sejenak Digitalisasi Literasi Kebudayaan
PhotoGrid_1637837470150

Menengok Sejenak Digitalisasi Literasi Kebudayaan

Oleh : Nurjaman

Dikala masifnya berbagai informasi pada saat ini tema digitalisasi merevolusi di berbagai sendi kehidupan di segala lini, adapun tantangannya yang dimanis nan asyik sehingga menyita perhatian publik. Lalu bagaimana sih digitalisasi literasi kebudayaan yang menghiggapi kaula muda masa kini?

Urgensi digitalisasi literasi kebudayaan
Jika diulik dari literatur trasdisi ( peribahasa Sunda) “Kudu Miindung Ka Waktu Mibapa Ka Jaman” maksudnya manusia harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman, ini sangat sejalan dengan urgennya digitalisi literasi kebudayaaan.

lantas bagaimana sih urgensi digitalisasi literasi kebudayaan itu?
Disadari atau tidak, pada saat ini kebanyakan dari kita sangat candu/menggandrungi medsos salah satunya pada tontonan di dunia maya. Hal ini dijadikan peluang bagi negara yang domestik bruto terbesarnya dari film sebagai salah satu produk kebudayaannya. Selain dari ekspor produk kebudayaan lainnya,bisa jadi ini strategi dalam mengokohkan kedigdayaan dan kejayaan negaranya.

Apabila kita kurang minat membaca dikarenakan lebih dominan atau pun lebih besar ketertarikannya kepada audio visual itu akan membuat terancamnya keberlangsungan literasi kebudayaan di era digital utamanya dilingkup keluarga dan lingkungan sekitarnya. Memang tidak bisa disalahkan apabila kita lebih tertarik kepada media audio visual, tetapi alahkan baiknya apabila kita juga harus memerhatikan kembali pada kegiatan literasinya (minat membaca).

Perlu diketahui banyak institusi dari Negeri Kincir Angin (Leiden Univesity) bahkan Negeri Ratu Elizabet (Oxford University ) yang menaruh perhatian lebih pada produk kebudayaan nusantara sebagai bentuk digitalisasi literasi kebudayaan, konkretnya melakukan alih media dari kertas ke micrio chip sampai ke digital dan bisa di unduh. Memang ini cukup sedikit menyulitkan kita apabila ingin melihat fisiknya, tetapi disisi lain karena untuk menjaga keahlian dan kelestariannya.

Proses dan progresivitasnya
nah bisa kita saksikan bagaimana proses serta progres adaptasi perubahan zaman dalam konteks digitalisasi literasi kebudayaan? Sebelumnya disinggung diatas tentang digitalisasi naskah /dokumen oleh intitusi luar negeri . Ada kabaiknya sejak dekade akhir 1980an dan awal dekade 1990an. Naskah asli dan dokumen itu sudah kembali kepangkuan ibu pertiwi dan kalau pembaca penasaran kalian bisa mengunjungi ke perpustakaan RI di jakarta atau cek ke lamannya “MANASSA (Masyarakat Pernaskahan Nusantara)”

BACA JUGA   Sanggupkah Kampus Islami Bermanajemen Barokah?

Lalu mulai nampak di berbagai platform digital yang digawangi oleh kaula muda baik di kota maupun di desa yang menampilkan berbagai produk kebudayaan sebagai sarana mengedukasi dan menjaga eksistensi kebudayaannya juga yang mendongkrak perekonomian.

Sayangnya tak sedikit dari kaula muda ini sekedar mengikuti trend tanpa diimbangi dasar dan pengetahuan yang konkret tentang nilai – nilai dari produk kebudayaan maupun jatidiri kebudayaan itu sendiri serta tahapan digitalisasi produk kebudayaan sebagai upaya pelestarian tanpa meninggalkan ruh kebudayaan itu sendiri. Nyatanya kita harus menghaturkan terimakasih kepada komunitas adat serta lembaga pendidikan dengan kokohnya menjaga serta berdikari dari bihari sampai saat ini dalam melestarikan warisan kebudayaan .

Namun dibalik apa yang dibahas diatas perlu diwaspadai oleh berbagai stakeholder akan efek jangka panjangnya, karena itu tanggung jawab kita bersama dalam pelestarian pelestarian kebudayaan sebagai benteng pertama dan utama dalam menjaga kedaulatan bangsa.

Dalam Mengokohkan spirit digitalisasi literasi kebudayaan ini seyogyanya lebih membumi utamanya dalam aktualisasinya bukan sekedar ceremony apalagi di momentum hari besar ibu pertiwi saja. banyak cara yang bisa dilakukan dalam proses digitalisasi literasi kebudayaan contonya yang pertama dan utama di bidang pendidikan rangkulah berbagai elemen pelaku pelestari produk kebudayaan dalam meracik roadmap kurikulum kebudayaan dari berbagai jenjang pendidikan sebagai upaya bela negara yang pastinya dengan memperhatikan azas BHINEKA THUNGGAL IKA.

Ini hanyalah kegalauan saja dari sekelumit dinamika kebudayaan yang menimpa bumi pertiwi di masa. kini Ku tuliskan Kau diskusikan

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *