Home / Sosial & Budaya / Lestarikan Budaya Sunda, Kini Laskar Macan Ali Hadir Di Tasikmalaya
IMG20200607112542

Lestarikan Budaya Sunda, Kini Laskar Macan Ali Hadir Di Tasikmalaya

Kabupaten Tasikmalaya, faktualjabar.com-
Laskar Agung Macan Ali merupakan Laskar Kesultanan Cirebon,dulunya bernama Paguyuban Laskar Sunda yang berdiri pada tahun 1527 dengan berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa dipimpin oleh Fatahillah.

Hal ini dikatakan oleh Prabu Diaz selaku Panglima Laskar Agung Macan Ali Nusantara Tertinggi dari Kesultanan Cirebon, kepada awak media disela-sela acara Deklarasi Laskar Macan Ali Tasikmalaya di Batu Mahpar Leuwisari, minggu (7/6/2020).dirinya menjelaskan ulang tahun Jakarta itu adalah tahun kemenangannya Laskar Macan Ali.

“Laskar Macan Ali ini bukan Ormas, LSM, OKP. Akan tetapi, Macan Ali adalah sebuah paguyuban yang di bawah naungan Kesultanan Cirebon. Yang isinya adalah para tokoh-tokoh, sedulur-sedulur semua, dan Laskar Macan Ali juga tidak hanya di Indonesia. Melainkan, ada yang di Taiwan, Thailand, Bangkok Malaysia” ungkapnya.

Lanjutnya, Kemarin dirinya keliling asia untuk mengukuhkan, Laskar Ali yang ada di luar Indonesia, mereka adalah pekerja migran Indonesia. Jadi, Laskar Macan Ali yang dibawah Kesultanan Cirebon itu bukan hanya dari kalangan Bangsawan. Tetapi, dari seluruh umat.

“Laskar Macan Ali ini tidak boleh demo, tidak boleh cari proyek, tidak boleh minta uang sama Pemerintah, tidak boleh Berpolitik, tidak boleh berbicara sara, karena di Paguyuban Laskar Macan Ali itu ada orang Cina, Arab, Batak, Sunda, Katolik, Hindu, Budha, Sunda Wiwitan, dan Kejawen” tuturnya

Prabu Diaz pun menuturkan Laskar Macan Ali ini Visi-misinya adalah menjaga kedaulatan NKRI yang ber Bhineka Tunggal Ika dan ber Pancasila, Karena, ini sudah menjadi ideologi kita yang tidak bisa di ganggu gugat. Diantaranya, orang tua leluhur kita dulu berjuang memerdekakan Negri ini dengan Paguyuban. Selain itu, Macan Ali juga mempunyai visi-misi yang lain, seperti menjaga marwah berupa akhlak, adab dengan peninggalannya, ajarannya.

“Kemudian dari segi artefak-artefak, contohnya Kujang. itu harus kita jaga dan jangan untuk di persembah. tetapi peninggalan leluhur itu harus kita mulyakan sebagai mana yang mereka leluhur kita yang membuatnya” tuturnya.

BACA JUGA   Siti Mufattahah Komisi VIII DPR RI Kunjungi Jompo di Kab Tasik

Macan Ali juga, mempunyai sebuah strategi dalam rangka menjaga Adat Tradisi dan Budaya. Bukan hanya Sunda saja tapi Se-Nusantara. Dengan cara, bagaimana cara merangkul tokoh-tokoh Kebudayaan.

“Seperti Abah Anton ini yang sangat mencintai Budaya Sunda. Kita untuk melakukan pendekatan dan melakukan sowan silaturahmi ini dengan memohon untuk menjembatani acara Macan Ali di Tasikmalaya dengan menjaga Adat, Tradisi dan Kebudayaan.”tandas Panglima Macan Ali Kesultanan Cirebon

Prabu Dias juga menuturkan, Bahwa Wayang itu adalah Kebudayaan yang di lakukan oleh para Waliyullah dan menjadi syiar bagi para Wali untuk menyebarkan Agama Islam yang salah satunya kita lestarikan, jangan sampai terkikis. Karena, Budaya itu jati diri kita sebagai Bangsa Indonesia yang sudah punya peradaban yang sangat tinggi.

Kendati demikian, dengan terpilihnya Kang Dadang Sudrajat menjadi Panglima Macan Ali tidak mudah, karena dengan di seleksinya bukan hanya dengan orang sepuh saja. Tetapi, dengan seleksi alam kita punya leluhur, dan amanat itu harus dipegang.

“Usai pengukuhan menjadi Panglima Macan Ali, Kang Dadang Sudrajat tidak boleh arogan, tidak boleh takabur, akan tetapi, harus bisa merangkul semua, sebagai Panglima Macan Ali harus banyak koordinasi dengan Pemerintah, TNI & Polri. Mereka adalah penjaga negeri ini.”tutupnya.

Sementara itu, Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Drs. H. Anton Charliyan, M.P.K.N. selaku Penasehat Macan Ali Agung Nusantara Tingkat Nasional mengatakan kegiatan hari ini dalam rangka syukuran pengukuhan Laskar Agung Macan Ali Tasikmalaya yang ada di Kesultanan Cirebon.

“Dengan adanya Laskar Macan Ali di Tasikmalaya, menjadikan Budaya bisa berkembang lagi. Karena, ini kontribusinya secara khusus untuk para pecinta Budaya Indonesia khusunya di Jawa Barat” jelasnya.

Dirinya pun menambahkan Indonesia dengan Ragam Budayanya, komunitas Budaya ini semoga bisa bersatu khususnya komunitas Sunda, Jawa, dan Makasar. Karena, Budaya Nasional itu merupakan puncak dari pada Budaya Daerah dan kalaupun Budaya Daerah kita tidak dilestarikan tidak akan ada budaya di kancah Nasional.(ibye)

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *