Home / Pendidikan / Jadi Motivasi PKBM, 3 Penyair Tasikmalaya Karyanya Dibedah
IMG-20200722-WA0031

Jadi Motivasi PKBM, 3 Penyair Tasikmalaya Karyanya Dibedah

Kota Tasikmalaya, tasikzone.com –
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Baru bersama Sanggar Golewang mengadakan Bedah Karya 3 Penyair Tasikmalaya yaitu Dede Rostiana, Galih M. Rosyadi, dan Sahaya Santayana. Rabu (22/07/2020)

Acara tersebut dibedah oleh penyair Irvan Mulyadie dan Duddy RS yang dimoderatori langsung oleh penyair H. Yusran Arifin, juga mengundang pembaca puisi oleh Budayawan “Acong” Ashmansyah Timutiah dan penyair Ria Arista Budhiarti

Iyep Saepul Millah selaku Ketua PKBM Harapan Baru menyampaikan dirinya sangat bangga diharapkan dengan kegiatan ini dapat memotivasi PKBMnya yang ke depannya bakal mengoptimalkan program khususnya literasi untuk masyarakat.

“Saya sangat berbangga sekali, ini tujuannya juga untuk memotivasi bagi warga belajar PKBM Harapan Baru kami, yang mana kita juga berharap agar mereka tetap berkarya lebih di bidang sastra khususnya agar selalu belajar dan menjadi virus di Pusat Kegiatan Belajar kami. Ke depanya juga kita akan mengoptimalkan program khususnya bidang literasi,”. Harap Iyep.

Yusran Arifin selaku Moderator sekaligus Ketua Sanggar Golewang mengungkapkan bahwa penyair yang berproses kreatif menulis butuh seorang pembedah atau ktitikus, yang mana karya mereka dikritisi, ia menerangkan tujuannya ialah tidak jauh apa yang dilakukan penyair Saeful Badar dan penyair Acep Zamzam Noor yaitu menyebarkan virus memberikan gairah kepada penyairnya juga memberi motivasi kepada masyarakat.

“Seyogyanya penyair itu kan butuh kritikus, karyanya butuh dikritisi, dan kami lakukan ini juga tidak jauh dari pendahulu kami seperti kang badar dan kang acep zamzam, yaitu menyebarkan virus di samping memberi gairah kepada penyairnya, juga memberi virus di luar penyair katakanlah masyarakat yang memang misalkan mereka tertarik untuk berproses, kita selalu siap menyediakan diri untuk menjadi mitra yang akan berdialog sekitar sastra khususnya” Kata Yusran.

BACA JUGA   Hadiri Workshop TPK SPS TAAM, Oleh Soleh : Pendidikan Usia Dini Titik Beratkan Adab Dan Ahlak

Irvan Mulyadie selaku Pembedah karya juga mengatakan dengan hal yang senada, bahwa bedah karya merupakan sudah menjadi tradisi, yang diharapkan menjadi bahan masyarakat dalam rangka bergerak khususnya di bidang literasi, menurutnya literasi tidak cuma membaca tetapi ujung tombaknya adalah menulis, jadi masyarakat diharapkan peka terhadap sekitar.

“Jadi bedah karya ini sebetulnya sudah menjadi tradisi, sastra itu kan hanya sebuah bentuk wujud dari suatu karya yang pada intinya, apapun karya yang dihasilkan termasuk sastra, termasuk puisi itu akan menjadi bahan gerakan masyarakat dalam rangka gerakan literasinya itu bisa berhasil, karena akan sangat berat jika gerakan literasi tanpa diskusi seperti ini. Jadi cuma hanya membaca aja kalau membaca dengan ujung tombaknya menulis maka masyarakat akan peka terhadap lingkungan sekitarnya, mereka tidak lagi individu,”. Terang Irvan.

Sementara itu salahsatu dari 3 penyair yang dibedah karyanya Dede Rostiana mengungkapkan bahwa karyanya mendapat perhatian yang luar biasa, baik itu dikritisi dan diapresiasi merupakan sebuah keberuntungan baginya. Yang menurutnya penyair yang dibedah itu digiring agar lebih agresif, kreatif, dan peka dalam mencipta puisi.

“Ini bagi saya merupakan aprésiasi untuk para penyair. Kami mendapat perhatian yang luar biasa, dikritisi, diaprésiasi merupakan suatu keberuntungan. Karena dengan ini para penulis digiring untuk lebih agresif, kreatif serta peka dalam mencipta Puisi. Banyak sekali manfaat yang diambil, selain menambah ilmu, bisa merupakan ajang silaturahmi bagi para pecinta sastra. Kami juga bisa bertukar informasi dan saling memotivasi dalam berkarya,”. Tutup Dede.(rian)

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *