Tasikzone.com – Berdiri di atas semangat perjuangan, persahabatan, dan keteguhan hati, Cafe Kemuning di Tasikmalaya memiliki kisah yang lebih dalam dari sekadar tempat nongkrong.
DR Iwan Saputra, sang pemilik, menceritakan bahwa nama “Kemuning” diambil dari lokasi aslinya di Jalan Kemuning Indah, yang sudah lama berdiri sebelum kafe itu ada.
Pada 2018, seorang sahabat mendesak Iwan untuk mencalonkan diri dalam Pilkada Kabupaten Tasikmalaya.
Tanah tempat kafe ini sekarang berdiri diberikan secara gratis dengan syarat menjadi “rumah perjuangan politik.”
Bangunan tersebut dibangun dengan cermat, menggunakan material dari berbagai daerah : ubin dari Yogyakarta, kayu ulin dari Kalimantan, tiang penyangga dari Lombok, dan kayu pilihan dari Jawa.
Filosofinya sederhana: rumah itu didedikasikan untuk kebersamaan, dan nama “Kemuning” dipilih sebagai penghormatan bagi para pejuang dari berbagai daerah yang pernah singgah di sana.
Setelah perjalanan politiknya berakhir, semangat perjuangan itu diwujudkan dalam bentuk kafe.
Iwan, yang memiliki kebun kopi di Kadipaten, sempat bingung harus menjual hasil panennya.
Ia pun belajar mengolah dan memanggang kopi secara otodidak melalui internet. Hasilnya mengejutkan, bahkan Iwan yang sebelumnya tidak pernah minum kopi jadi menyukainya karena tidak menyebabkan efek samping seperti mual.
Menanam kopi di lahan tersebut juga memiliki makna historis bagi Iwan, karena dulunya lahan itu adalah bekas perkebunan kopi di era kolonial Belanda.
Dengan demikian, Cafe Kemuning bukan hanya sekadar tempat minum kopi, melainkan simbol perpaduan antara sejarah, kerja keras, dan kebersamaan yang terus mengalir dari “rumah perjuangan” hingga ke setiap cangkir kopi yang disajikan. (***)