Oleh : Melisa Siti Rahmah
Mahasiswa Universitas Siliwangi
Tasikzone.com – Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat kaya akan sumber daya alam (SDA), baik di darat maupun di laut lepas. Kekayaan ini mencakup mineral strategis seperti minyak, gas, batu bara, nikel, emas, hingga potensi perikanan yang besar.
Secara konstitusional, Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 telah menegaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam beserta isinya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Namun, dalam konteks globalisasi, SDA tersebut menghadapi tantangan berupa pengelolaan yang belum tentu adil dan berkelanjutan.
Pentingnya SDA bagi Indonesia tidak hanya sebatas isu ekonomi domestik, tetapi juga berdimensi geopolitik. Posisi geografis Indonesia yang strategis menempatkannya di persimpangan kepentingan kekuatan-kekuatan besar dunia.
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas bagaimana Indonesia memanfaatkan kekayaan alam dan posisinya untuk mengimplementasikan nasionalisme sumber daya, sekaligus memperkuat kedaulatan nasionalnya di tengah dinamika geopolitik global.
Secara geopolitik, kepentingan Indonesia dapat dianalisis melalui lensa teori Rimland yang dikemukakan oleh Nicholas Spykman. Indonesia secara geografis terletak di Rimland, yaitu wilayah tepi yang mengelilingi Heartland, yang menurut Spykman merupakan kunci untuk mengontrol dunia.
Posisi strategis ini menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan maritim vital yang menghubungkan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Selain itu, kekayaan sumber daya alam yang melimpah semakin memperkuat posisinya, memberikan leverage ekonomi dan politik yang substansial. Dengan letaknya yang strategis dan sumber daya yang dimilikinya, Indonesia memiliki potensi besar untuk memengaruhi perdagangan dunia serta keseimbangan kekuatan regional dan global.
Kaitan dengan teori Spykman terletak pada bagaimana Indonesia memanfaatkan karunia geografis dan sumber dayanya sebagai negara Rimland yang penting untuk memperkuat kedaulatan nasionalnya dan meningkatkan peran globalnya dalam diplomasi dan ekonomi internasional. Konsepsi geopolitik Indonesia, yang telah terbentuk sejak masa Sriwijaya dan Majapahit, diringkas dalam Wawasan Nusantara. Konsepsi ini berperan dalam mengelola sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan secara politis demi kepentingan negara dan bangsa.
Nasionalisme sumber daya Indonesia diwujudkan melalui kebijakan strategis untuk mengontrol dan meningkatkan nilai tambah SDA, salah satunya melalui hilirisasi nikel. Penelitian menunjukkan bahwa hilirisasi nikel Indonesia mengalami kemajuan pesat meskipun berada dalam iklim nasionalisme sumber daya yang ketat.
Kebijakan ini didukung oleh adanya konvergensi kepentingan antara bisnis global dan pemerintah Indonesia. Bisnis global berupaya melakukan diversifikasi dari dominasi rantai pasokan kendaraan listrik Tiongkok, dan Indonesia dengan cadangan nikelnya yang besar telah menjadi alternatif ideal dalam rantai pasokan global.
Dengan memajukan hilirisasi nikel, Indonesia tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi domestik, tetapi juga menggunakan SDA-nya sebagai alat tawar geopolitik, yang secara langsung mendukung upaya Indonesia sebagai negara Rimland yang signifikan dalam dinamika rantai pasok global.
Kasus Laut Natuna Utara adalah contoh nyata bagaimana teori Rimland Spykman dan prinsip Wawasan Nusantara diterapkan pada geopolitik Indonesia modern. Laut Natuna Utara merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam laut yang besar, dengan potensi sektor perikanan yang dapat mencapai 767.126 ton. Kekayaan ini justru sering memicu ketegangan, menjadikannya pusat persilangan kepentingan global dan rawan konflik.
Ketegangan di wilayah tersebut terbukti nyata pada tahun 2021, ketika Tiongkok melayangkan protes kepada Indonesia terkait kegiatan pengeboran di rig lepas pantai Natuna Utara. Untuk menjaga keamanan dan mempertahankan kedaulatan dari aktivitas ilegal negara asing, termasuk illegal fishing dan pelanggaran perbatasan, Indonesia membentuk Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI).
Dengan menjaga kedaulatan di wilayah Rimland yang vital seperti Natuna, Indonesia menerapkan prinsip Spykman secara langsung: “Siapa yang menguasai Rimland, menguasai dunia.” Upaya ini sekaligus merupakan implementasi konkret dari konsepsi Wawasan Nusantara di bidang pertahanan dan keamanan.
Indonesia berada di persimpangan strategis yang divalidasi oleh teori Rimland Spykman dan diperkuat oleh kekayaan sumber daya alamnya. Secara ringkas, keterkaitan antara SDA, Nasionalisme, dan Geopolitik Indonesia di Era Global dapat disimpulkan sebagai Leverage Geopolitik dimana Indonesia menggunakan sumber daya alamnya, yang diatur dalam Pasal 33 UUD 1945, sebagai alat politik untuk memperkuat posisi tawar global, sebagaimana terlihat dalam keberhasilan kebijakan hilirisasi nikel dalam menarik investasi dan mendiversifikasi rantai pasok global.
Kedaulatan di Rimland yang menegaskan kedaulatan di wilayah perbatasan laut, dengan studi kasus di Laut Natuna Utara, merupakan aplikasi langsung dari prinsip Spykman dan Wawasan Nusantara untuk mengamankan kekayaan alam dan jalur maritim vital dari ancaman global. Secara keseluruhan, Indonesia memperkuat kedaulatan nasionalnya dan peran globalnya dengan memadukan nasionalisme sumber daya yang kuat dengan posisi geografisnya sebagai negara Rimland yang penting.
Reverensi berbagai sumber
Tasik Zone Kreativitas Muda Untuk Indonesia