Home / Sosial & Budaya / Satu Solih, Seribu Cerita tentang Abainya Pemimpin Kota Tasikmalaya
IMG-20251027-WA0002

Satu Solih, Seribu Cerita tentang Abainya Pemimpin Kota Tasikmalaya

Tasikzone.com – Di sebuah rumah sederhana di Cibihbul RT 004 RW 003, Kelurahan Talagasari, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, hidup seorang lelaki tua bernama Solih.

Di usia senjanya yang telah mencapai 85 tahun, tubuhnya kaku karena stroke yang dideritanya cukup lama. Hari-harinya diisi dengan diam di atas dipan kayu, ditemani suara ayam dan desir angin yang masuk dari celah dinding rumahnya.

Namun yang lebih menyakitkan dari penyakitnya adalah sunyi dari perhatian. Bertahun-tahun Solih hidup tanpa tersentuh bantuan pemerintah, seolah luput dari pandangan mereka yang seharusnya hadir untuk melindungi warga yang paling lemah.

Kondisi itu menggugah hati Yayasan Padi Nusantara Sejahtera, sebuah lembaga sosial yang selama ini aktif membantu masyarakat miskin dan lanjut usia. Melalui program “Save Jompo”, mereka datang membawa sedikit bantuan bahan pangan, sejumlah uang dan doa. Bagi Solih, kunjungan itu bukan sekadar bantuan, melainkan tanda bahwa dirinya masih diingat.

BACA JUGA   Butuh Bantuan, Eks Satpam SMKN 2 Tasik Derita Tumor Ganas

“Pak Solih adalah cermin banyak warga tua yang masih tersembunyi di pelosok kota ini. Kami berharap pemerintah bisa lebih sering turun ke lapangan, melihat langsung kondisi seperti ini,” kata Yanuar M. Rifqi, perwakilan Yayasan Padi Nusantara Sejahtera, dengan nada prihatin.

Ia menegaskan, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan, beserta Dinas Sosial dan Baznas, perlu turun lebih sering ke wilayah-wilayah yang tak tersentuh. “Kehadiran mereka di lapangan bukan hanya soal program, tapi soal kemanusiaan,” ujarnya.

Bagi sebagian orang, bantuan mungkin sekadar kegiatan rutin. Tapi bagi Solih, itu adalah secercah perhatian di masa senja.

Di matanya yang redup, masih tersimpan harapan sederhana agar pemerintah tak hanya hadir di panggung seremonial, tapi juga di tepi gang tempat warganya berjuang bertahan hidup. (***)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *