Tasikzone.com — Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Jawa Barat, H. Oleh Soleh, menyampaikan keprihatinan mendalam terkait kondisi kesejahteraan guru, khususnya guru ngaji dan pendidik non-formal, dalam momentum Milad BKPRMI ke-48 yang digelar di Kota Tasikmalaya. Sabtu (06/09/2025)
H. Oleh Soleh menyoroti fakta pahit yang dialami sebagian guru. Ia mengungkapkan ada guru yang kontraknya bahkan tidak terbayar, sementara gaji yang diterima hanya sekitar Rp150 ribu per bulan. Ironisnya, dukungan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya hanya berupa bantuan Rp600 ribu per tahun, atau setara Rp50 ribu per bulan.
“Sekarang saja harga bakso laksana sudah Rp50 ribu per porsi. Jadi bisa dibayangkan, mengajar satu tahun di Indonesia, khususnya di Kota Tasikmalaya, nilainya setara dengan seporsi bakso. Ini potret miris dunia pendidikan kita,” ujar H. Oleh Soleh dengan nada kritis.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa para guru dan kader BKPRMI tidak akan menyerah. Dengan semangat juang 45, mereka tetap berkomitmen mendidik generasi muda tanpa harus bergantung sepenuhnya pada bantuan pemerintah maupun masyarakat.
“Bagi kami, pendidikan adalah harga mati. Indonesia harus tegak berdiri, NKRI harus kokoh, dan masyarakatnya harus menjadi masyarakat marhamah. Apapun tantangan dan rintangannya, kami tidak akan berhenti berjuang,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, H. Oleh Soleh juga menekankan pentingnya momentum doa bersama yang digelar BKPRMI sebagai bentuk refleksi dan kepedulian terhadap dinamika bangsa akhir-akhir ini. Ia menegaskan, BKPRMI tidak akan pernah mendukung aksi-aksi anarkis, melainkan terus mengingatkan bahwa pendidikan akhlak, moral, dan adab adalah pondasi utama membangun generasi penerus bangsa.
Untuk itu, ia mendesak Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan serta Kementerian Agama agar segera menata ulang kurikulum pendidikan nasional. Menurutnya, sudah saatnya pendidikan adab, moral, dan akhlak diterapkan sejak dini agar anak-anak Indonesia tumbuh dengan karakter yang kuat dan berakhlakul karimah.
“Kalau adab dan moral tidak ditanamkan sejak dini, maka sehebat apapun ilmu yang dimiliki, bangsa ini akan mudah rapuh. Pendidikan karakter adalah benteng utama Indonesia,” tutupnya. (GAl)