Home / Opini / Kepemimpinan sebagai Amanah : Membangun Gerakan Mahasiswa yang Kritis, Inklusif, dan Progresif
IMG_20250904_073132

Kepemimpinan sebagai Amanah : Membangun Gerakan Mahasiswa yang Kritis, Inklusif, dan Progresif

Oleh : Rifqy Muhammad Akif
Mahasiswa IAI Tasikmalaya

Kepemimpinan merupakan aspek penting dalam kehidupan organisasi, termasuk di lingkungan perguruan tinggi. Seorang pemimpin tidak hanya berfungsi sebagai pengarah, tetapi juga menjadi teladan dan motivator bagi seluruh civitas akademika. Di Institut Agama Islam (IAI) Tasikmalaya, kepemimpinan mahasiswa maupun dosen memiliki peran strategis dalam menciptakan suasana akademik yang sehat, produktif, dan berorientasi pada kemajuan. Oleh karena itu, memahami hakikat seorang pemimpin di kampus menjadi hal yang sangat penting agar nilai-nilai kepemimpinan dapat diterapkan secara tepat.

Ki Hajar Dewantara menekankan prinsip kepemimpinan “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”, artinya seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan, membangun semangat, dan memberikan dorongan dari belakang.

Menurut saya hakikat, seorang pemimpin bukan sekadar individu yang memiliki jabatan, melainkan seseorang yang mampu mengarahkan, mempengaruhi, dan menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam perspektif Islam, kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, keadilan, dan keikhlasan. Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.

Di lingkungan kampus IAI Tasikmalaya, pemimpin sejati adalah mereka yang:

1. Berintegritas tinggi menjunjung nilai kejujuran, tanggung jawab, dan keteladanan.
2. Berorientasi pada visi kampus mampu menggerakkan mahasiswa untuk aktif, solutif, serta berkontribusi pada kemajuan lembaga.
3. Mengedepankan musyawarah mengutamakan dialog dan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan.
4. Inspiratif dan inovatif mendorong tumbuhnya kreativitas dan motivasi di kalangan mahasiswa.

BACA JUGA   Ambiguitas Wacana Pemakzulan

Penting juga dalam konteks mahasiswa, kepemimpinan tercermin dalam organisasi intra kampus seperti DEMA, UKM, dan Himpunan Mahasiswa Prodi (HIMA). Pemimpin mahasiswa berperan sebagai penyambung aspirasi, penggerak kegiatan, serta pembentuk budaya akademik yang progresif. Di sisi lain, para dosen dan tenaga pendidik juga berfungsi sebagai pemimpin akademik yang membimbing, mengarahkan, serta memberi teladan bagi mahasiswa.

Hakikat seorang pemimpin di kampus IAI Tasikmalaya adalah menjadi figur yang mampu merangkul seluruh elemen, mengedepankan semangat kebersamaan, serta menjadikan kampus sebagai pusat pengembangan ilmu, moral, dan spiritual. Kepemimpinan yang ideal tidak hanya berorientasi pada kepentingan pribadi, melainkan pada keberlanjutan kampus dan peningkatan kualitas mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.

Maka dapat di simpulkan pemimpin di kampus IAI Tasikmalaya hakikatnya adalah agen perubahan yang membawa nilai-nilai keislaman, keilmuan, dan kebangsaan dalam setiap langkahnya. Kepemimpinan bukan sekadar kekuasaan, melainkan tanggung jawab besar untuk mengabdi kepada masyarakat kampus. Dengan pemimpin yang amanah, visioner, dan inspiratif, IAI Tasikmalaya akan mampu melahirkan mahasiswa yang aktif, solutif, serta siap menghadapi tantangan zaman. (***)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *