Tasik Zone Kreativitas Muda Untuk Indonesia
Related Articles
Tasikmalaya — Presiden Jaringan Rakyat Miskin (Jarami), Bebenk menyampaikan kritik keras terhadap Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadan, yang dinilai enggan menemui masyarakat untuk mendengarkan langsung aspirasi mereka.
Menurut Benk, sikap Wali Kota yang semakin tertutup terhadap suara rakyat terlihat dari diterapkannya Standar Operasional Prosedur (SOP) penyampaian aspirasi masyarakat.
Ia menilai aturan tersebut mempertegas kesan bahwa Wali Kota anti kritik dan berusaha menjauh dari warganya.
“Ini kepemimpinan yang aneh. Baru kali ini aspirasi masyarakat harus dibatasi dengan SOP, seolah rakyat sedang berhadapan dengan tembok,” ujar mantan aktivis 1996 tersebut, Senin (17/6/2025).
Benk mengaku akan segera menggelar konsolidasi akbar bersama sejumlah tokoh masyarakat, organisasi masyarakat (Ormas), serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang ada di Kota Tasikmalaya. Konsolidasi ini akan membahas dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Wali Kota.
“Ada empat poin yang akan kami diskusikan yaitu dugaan penyalahgunaan wewenang, pelanggaran hukum, perilaku tidak etis, dan ketidakmampuan dalam memimpin,” jelasnya.
Jika dalam forum tersebut disepakati bahwa Wali Kota terbukti memenuhi unsur-unsur tersebut, pihaknya akan menyusun proposal pemakzulan untuk diajukan ke DPRD Kota Tasikmalaya.
“Kurangnya responsivitas terhadap aspirasi masyarakat, khususnya massa aksi, bisa menjadi salah satu dasar pengajuan pemakzulan,” tegas Benk.
Pihaknya juga akan mengkaji lebih lanjut apakah SOP penyampaian aspirasi itu merupakan inisiatif pribadi Wali Kota, atau hanya akal-akalan birokrasi yang ingin menjauhkan pemimpin dari warganya.
“Karena setahu kami, selama kepemimpinan wali kota-wali kota sebelumnya, tidak pernah ada aturan seperti itu,” pungkasnya. (***)
