Home / Berita Pangandaran / DPRD Terima Audiensi Forum Warga Wisata Pangandaran
IMG-20250517-WA0027

DPRD Terima Audiensi Forum Warga Wisata Pangandaran

Pangandaran, Tasikzone.com – Sejumlah warga yang tergabung dalam Forum Warga Wisata Pangandaran (FWWP) mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Pangandaran untuk menyampaikan aspirasi mereka dalam audiensi bersama pemerintah daerah, Jumat (09/05/2025).

Kedatangan rombongan FWWP yang dipimpin oleh H. Toni Koswara, atau yang akrab disapa H. Datuk, diterima langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin. Sayangnya, perwakilan dari Pemerintah Daerah Pangandaran tidak tampak hadir dalam forum tersebut, yang sempat membuat suasana memanas.

Acara audiensi dibuka dengan lantunan sholawat yang dipimpin oleh Boim selaku moderator dan diikuti oleh seluruh peserta audiensi. Setelah itu, Boim menyampaikan maksud kedatangan mereka, yakni untuk menyuarakan keresahan warga Pasar Wisata yang merasa tidak dilibatkan dalam proses pendataan, terkait rencana pemanfaatan area pasar sebagai lahan parkir oleh Pemda Pangandaran.

“Kami datang dengan niat baik untuk bersilaturahmi dan berdiskusi. Tapi yang kami dapat justru kekecewaan,” ujar H. Toni Koswara dengan nada kecewa. Ia mempertanyakan ketidakhadiran pihak Pemda Pangandaran, meskipun undangan resmi telah dikirimkan sesuai prosedur.

“Sesibuk itukah mereka hingga tak satu pun perwakilan hadir? Kami ini rakyatnya, seharusnya dihargai. Kalau pimpinan tak bisa hadir, setidaknya kirimkan perwakilan,” tegas H. Toni.

BACA JUGA   Layanan Sosial, Komitmen Nyata Wakil Ketua Komisi II DPRD Pangandaran

Melihat suasana mulai memanas, moderator segera mengambil alih forum untuk meredakan ketegangan. Setelah suasana kondusif, audiensi dilanjutkan dengan penyampaian tuntutan FWWP, antara lain:

1. Mendukung rencana penataan Pasar Wisata oleh Pemerintah Daerah dengan harapan solusi terbaik yang mengedepankan keadilan bagi seluruh warga Pasar Wisata.
2. Meminta proses pendataan warga Pasar Wisata dilakukan secara terbuka dengan mengundang seluruh pemilik kios dan pemegang kartu kuning.
3. Memohon agar proses pendataan dilakukan secara transparan dan komunikatif, tanpa adanya tindakan tersembunyi atau sepihak.

Dalam kesempatan itu, Yana Diana atau Yana Macan juga menyampaikan pesan moral melalui sebuah slogan, *”Dalam penataan Pasar Wisata, jangan meninggalkan tangis, tetapi harus meninggalkan senyum.”*

Ia menjelaskan bahwa slogan tersebut mencerminkan harapan agar penataan Pasar Wisata tidak menimbulkan penderitaan bagi masyarakat. “Kami ingin penataan ini dilakukan secara adil, tanpa tebang pilih, dan berlandaskan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Bukan ‘berada’, karena maknanya sangat berbeda,” pungkas Yana. (driez)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *