Tasik Zone Kreativitas Muda Untuk Indonesia
Related Articles
Tasikzone.com – Di sebuah sudut sederhana di wilayah Cipari, Kecamatan Mangkubumi, berdiri rumah kecil milik iwan yang sudah lama belum jadi.
Sudah 15 tahun iwan memimpikan rumah bisa teruwjud, dan baru Dinding yang dibangun namun kini mulai rapuh. Iwan Nasrudin, seorang warga yang penuh kesabaran, menjalani hari-harinya bersama keluarga.
Namun, Sabtu (27/09/2025) menjadi hari yang tak akan pernah ia lupakan. Tangannya bergetar ketika menyaksikan rombongan dari Pemuda Shiddiqiyyah datang bersama pemerintah setempat. Air mata haru perlahan menetes yang sebelumnya hanya sebatas doa, kini benar-benar akan terwujud.
Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID) Front Ketuhanan Yang Maha Esa Kota Tasikmalaya, dalam rangka Santunan Nasional ke-97 yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda dan lahirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya, akan menghadiahkan Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah Fatchan Mubiina bagi Iwan dan keluarganya.
Bagi Iwan, rumah ini bukan sekadar bangunan berdinding tembok, melainkan simbol dari kasih sayang, kepedulian, dan solidaritas.
“Saya tidak pernah menyangka akan mendapat bantuan sebesar ini. Terima kasih untuk semua pihak yang peduli,” ucapnya lirih penuh haru.
Ketua Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID) Front Ketuhanan Yang Maha Esa Tasikmalaya, Riswanto, menegaskan bahwa gerakan ini adalah bentuk nyata kepedulian pemuda terhadap sesama.
“Kami tidak ingin sekadar memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan seremoni, tapi juga memberi arti lewat aksi nyata membangun rumah syukur bagi mereka yang membutuhkan,” katanya.
Didukung oleh pemerintah, aparat kepolisian, dan masyarakat sekitar, rumah berukuran 5×7 meter persegi itu ditargetkan selesai dalam 30 hari.
Tak hanya rumah, OPSHID juga berharap bisa melengkapinya dengan furnitur agar keluarga Iwan bisa benar-benar merasakan rumah baru yang layak dan nyaman.
Kapolres Tasikmalaya Kota turut hadir memberikan dukungan. Baginya, kebersamaan seperti ini adalah wujud gotong royong yang menjadi identitas bangsa.
Bagi Iwan, ini adalah bukti nyata bahwa harapan tidak pernah hilang, selama ada tangan-tangan baik yang rela berbagi. (***)
