Tasikzone.com — Di balik deretan sekolah dengan dinding mengelupas dan atap bocor di pelosok Tasikmalaya, tersimpan semangat besar untuk memperjuangkan masa depan anak-anak.
Wakil Bupati Tasikmalaya Asep Sopari Al-Ayubi tak ingin pasrah dengan keterbatasan anggaran. Ia memilih turun langsung, mengetuk pintu kementerian, membawa pesan sederhana Anak-anak di Kabupaten Tasikmalaya berhak belajar di tempat yang layak.
Langkah nyata itu ditunjukkan dengan upaya intens Pemkab Tasikmalaya menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), untuk menjemput bantuan revitalisasi sekolah secara besar-besaran.
Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al-Ayubi, menegaskan bahwa pendekatan ke pemerintah pusat merupakan strategi penting mengingat skala kerusakan sekolah yang kian meluas di berbagai kecamatan.
“Hari ini kami bertemu langsung dengan pihak kementerian. Ini bentuk nyata komitmen kami agar fasilitas pendidikan anak-anak Tasikmalaya segera diperbaiki,” ujar Asep usai pertemuan dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dalam acara Diskusi Panel dan Penyampaian Aspirasi Daerah di Gedung Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Wabup Asep mengakui, dengan besarnya jumlah sekolah yang perlu direvitalisasi, Pemkab tidak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Kalau kita hanya diam dan mengeluh soal keterbatasan anggaran, masalah tidak akan selesai. Dana APBD jelas tidak cukup. Karena itu, kami harus aktif mencari solusi dan menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, terutama pemerintah pusat,” tegasnya.
Meski tantangan masih besar, Pemkab Tasikmalaya mencatat kemajuan berarti. Tahun ini, lebih dari 150 sekolah dasar telah menerima bantuan revitalisasi ruang kelas. Namun, Asep menekankan, perjuangan itu belum berakhir.
“Bantuan untuk 150 SD tahun ini patut disyukuri, tapi ini baru awal. Kami akan terus berikhtiar agar lebih banyak sekolah, terutama yang rusak berat, bisa mendapatkan bantuan di tahun berikutnya,” ujarnya.
Baginya, memperjuangkan perbaikan sekolah bukan semata soal infrastruktur, melainkan soal masa depan generasi muda.
“Harapan kami, seluruh sekolah di Kabupaten Tasikmalaya bisa memiliki ruang belajar yang aman dan nyaman. Ini bukan hanya tentang gedung, tapi tentang harapan dan masa depan anak-anak Tasikmalaya,” tutup Asep dengan penuh optimisme.
Data yang dihimpun Pemkab Tasikmalaya menunjukkan, saat ini terdapat sekitar 1.062 Sekolah Dasar (SD) dan 313 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah tersebut. Dari total itu, sebagian besar berada dalam kondisi memprihatinkan.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya, Jani Maulana, memaparkan bahwa berdasarkan data Dapodik, sekitar 268 SMP mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat.
“Banyak sekolah yang sudah tidak layak digunakan. Ada ruang kelas yang harus ditopang kayu agar tidak roboh, dan ada yang muridnya belajar bergantian karena keterbatasan ruangan,” ungkap Jani. (***)
Tasik Zone Kreativitas Muda Untuk Indonesia