Tasikzone.com – Anggota DPR RI, Oleh Soleh, memberikan apresiasi sekaligus dukungan penuh terhadap pelaksanaan Islamic Talent Show (ITS) yang diselenggarakan di SMAN 3 Tasikmalaya.
Menurutnya, ajang perlombaan yang mengedepankan nilai-nilai religius seperti ini sudah semakin jarang ditemukan, padahal sangat penting untuk membentengi generasi muda dari pengaruh negatif.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan Islamic Talent Show ini. Jarang sekali ada perlombaan yang menonjolkan nilai-nilai keagamaan seperti kaligrafi, tahfidz Al-Qur’an, dan pidato. Terlebih ini diselenggarakan di sekolah negeri, saya cukup terkejut sekaligus bangga,” ujarnya.
Oleh menilai, kegiatan keagamaan semacam ini sangat relevan, terutama di tengah maraknya kasus penyimpangan yang melibatkan anak-anak seperti penyalahgunaan narkoba, perundungan (*bullying*), hingga kekerasan verbal di media sosial.
“Anak-anak sekarang bukan hanya menjadi korban perundungan secara fisik, tetapi juga secara visual di media sosial. Perpindahan pola pikir anak-anak ke dunia digital terjadi sangat cepat,” tuturnya.
Ia menambahkan, setelah sejumlah kasus yang mencuat pada Agustus lalu, kini mulai tumbuh kesadaran kolektif dari berbagai pihak—mulai dari masyarakat, pengguna media sosial, hingga kalangan legislatif—untuk memperbaiki ekosistem digital agar lebih aman dan sehat bagi anak.
“Masalah ini sebenarnya sudah berlangsung lima hingga sepuluh tahun terakhir, tapi semakin terasa dalam tiga tahun belakangan sejak maraknya platform seperti TikTok, Instagram Live, dan Facebook Live. Banyak konten yang viral meski tidak mendidik, sementara para *influencer* bebas melakukan siaran langsung tanpa pengawasan,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, ia juga meminta dukungan publik terhadap upayanya mendorong regulasi di Komisi I DPR RI untuk menertibkan akun-akun anonim di media sosial.
“Ini baru langkah awal, tetapi saya ingin ada aturan yang lebih tegas. Banyak akun anonim yang tidak jelas identitasnya bebas menghina atau menyerang orang lain. Jika seorang *influencer* mengkritik menggunakan akun palsu, publik tidak tahu siapa dia. Seharusnya aparat siber bisa dengan mudah menelusuri identitas mereka,” tegasnya.
Oleh menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa tanpa perbaikan serius terhadap ekosistem digital, generasi muda akan semakin rentan terhadap paparan konten negatif.
“Jika tidak segera dibenahi, kerusakannya bisa sangat parah. Karena itu, kegiatan positif seperti Islamic Talent Show harus terus didorong, sekaligus disertai dengan peningkatan literasi digital dan perlindungan anak dari konten yang merusak,” pungkasnya. (***)