Home / Peristiwa / Nelayan yang Hilang Saat Cuaca Buruk, Ditemukan Meninggal di Perairan Selatan Tasikmalaya
IMG-20251120-WA0011

Nelayan yang Hilang Saat Cuaca Buruk, Ditemukan Meninggal di Perairan Selatan Tasikmalaya

Tasikzone.com – Pencarian intensif selama dua hari di perairan selatan Tasikmalaya akhirnya membuahkan hasil. Nelayan Arif (45), warga Kampung Alur, Desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah, yang hilang setelah tersambar petir saat melaut, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis, 20 November 2025.

Penemuan jasad Arif mengakhiri penantian panjang keluarga dan upaya tanpa henti tim gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, Basarnas, BPBD, nelayan, dan warga sekitar.

Sejak laporan hilangnya korban diterima, tim gabungan langsung melakukan penyisiran di laut, darat, dan pesisir Pantai Cemara. Namun, gelombang tinggi dan cuaca buruk menyulitkan proses pencarian.

“Pencarian terkendala gelombang tinggi,” kata Kabid Darurat Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Cahyono.

Pada hari ketiga, pencarian kembali dilanjutkan pukul 09.00 WIB. Tak lama kemudian, tim berhasil menemukan jasad korban. Kapolsek Cipatujah, AKP Supian, membenarkan temuan tersebut.

Kepala Desa Ciheras, AKH Asluri, juga mengonfirmasi bahwa jenazah ditemukan sekitar satu kilometer dari bibir Pantai Cemara.

“Korban sudah dibawa untuk pemeriksaan lebih lanjut, kemungkinan akan diotopsi,” ujarnya.

Jenazah Arif kini telah dievakuasi pihak kepolisian sebelum diserahkan kepada keluarga. Situasi di lokasi penemuan dipastikan aman dan kondusif.

BACA JUGA   Agus Wahyudin : Alm KH Anwar Sanusi Sosok Ulama Yang Mumpuni Di Berbagai Ilmu

Arif dikenal sebagai nelayan ramah yang kerap membantu rekan-rekannya, sehingga kabar kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi warga Cipatujah.

Peristiwa nahas itu terjadi pada Selasa (18/11/2025) sore. Kala itu, Arif dan putranya, Riki (18), berangkat dari Pelabuhan Panglemuan, Garut, menuju perairan Pantai Cemara untuk memasang jaring dan mencari ikan layur yang sedang melimpah.

Sekitar pukul 15.30 WIB, cuaca berubah ekstrem. Langit gelap, angin kencang, dan hujan deras disertai petir menghantam kawasan tersebut. Kapal yang mereka tumpangi dilaporkan terkena sambaran petir dua kali.

Sambaran pertama membuat perahu oleng, sementara sambaran kedua mengenai tubuh Arif secara langsung hingga ia terpental dan jatuh ke laut.

Riki yang menyaksikan kejadian itu panik dan berusaha menyelamatkan ayahnya di tengah cuaca ekstrem.

“Riki berupaya menolong ayahnya dengan alat seadanya. Ia bahkan nekat turun ke laut meski ombak tinggi dan petir masih menyambar,” tutur AKP Supian.

Hingga pukul 19.00 WIB, Riki terus mencari sang ayah. Namun, kondisi yang semakin gelap dan berbahaya memaksanya kembali ke darat untuk meminta pertolongan. (***)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *