Home / Opini / Kekuatan Laut Sebagai Pilar Geopolitik Indonesia Di Era Poros Maritim Dunia
IMG-20251120-WA0017

Kekuatan Laut Sebagai Pilar Geopolitik Indonesia Di Era Poros Maritim Dunia

Oleh : Suci Noer Aprilyani
Mahasiswa Universitas Siliwangi

Tasikzone.com – Indonesia adalah negara yang sebagian besar dikelilingi oleh lautan, hampir 70 persen wilayah Indonesia itu perairan dan lebih dari separuh penduduknya tinggal di pesisir. Walaupun ketika kita berbicara tentang Indonesia, yang pertama terpikirkan itu daratannya, mulai dari pulau, gunung, dan pusat ekonomi di Jawa. Akan tetapi lautan luas menjadi hal yang mendominasi Indonesia.

Laut bukan hanya ruang kosong diantara pulau, tapi laut merupakan fondasi sejarah, sumber kekayaan, jalur konektivitas, dan pagar depan kedaulatan negara. Di Era dunia ini, samudra dilihat sebagai ruang perebutan pengaruh dan Indonesia diberikan kesempatan untuk menata ulang posisinya sebagai kekuatan maritim.

Poros maritim dunia menantang kita untuk melihat laut bukan hanya sebagai pelengkap wilayah, tetapi sebagai pusat orientasi geopolitik nasional. Seperti pemikiran yang disampaikan oleh Rudolf Kjellen, ia melihat negara sebagai organisme yang hidup, sehingga kekuatan negara dinilai dari kemampuan memanfaatkan kondisi geografis yang dimiliki. Negara bergerak, tumbuh, dan menata kebijakannya itu didasari oleh ruangnya. Bagi Indonesia ruang itu adalah lautan, bukan karena luas wilayahnya, akan tetapi laut menawarkan kemampuan untuk memperluas pengaruh, memperkuat ekonomi, dan menjaga kedaulatan.

Indonesia berada diposisi yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia ini. Wilayahnya berdiri diantara dua samudra besar yaitu samudra hindia dan samudra pasifik, juga menguasai beberapa selat yang strategis dalam perdagangan global. Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok menjadi jalur pelayaran internasional yang menghubungkan Timur Tengah, Afrika, Eropa dan Asia Timur (Jason Theogives Lamandasa, Caecilia J.J. Waha 2023). Ribuan kapal melintasi perairan Indonesia dengan membawa makanan, barang konsumsi, hingga logistik manufaktur dunia.

Posisi ini menjadi alat tawar bagi Indonesia, ruang geografis seperti ini menjadi kekuatan, potensi yang dapat diubah menjadi pengaruh politik, ekonomi, maupun stategis. Pengaruh tidak secara otomatis ada, tapi dapat di realisasikan melalui kebijakan, koordinasi, dan visi jangka panjang. Dengan ini konsep dari poros maritim dunia dapat membuat Indonesia tidak hanya sebagai jalur yang dilewati akan tetapi menjadi negara yang kekuatannya dihormati negara lain di Indo Pasifik.

Kekuatan laut Indonesia juga dapat menjadi kekuatan ekonomi yang besar. Banyak orang tidak sadar bahwa sebagian besar aktivitas ekonomi global bergantung pada laut. Di Indonesia, potensi sektor maritim mencakup perikanan, pariwisata bahari, energi laut, mineral dasar laut, hingga perdagangan lintas negara melalui pelabuhan-pelabuhan besar. Namun realitasnya, sebagian besar potensi ini masih berada pada tahap “potensi”, belum menjadi kenyataan yang berkelanjutan.

Indonesia harus menerapkan ekonomi biru atau Blue Economy dengan meningkatkan infrastruktur pelabuhan, sistem logistik yang terintegrasi, dan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Indonesia memang sudah mulai bergerak ke arah sana, akan tetapi belum maksimal. Pelabuhan-pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, Makassar New Port, dan Kuala Tanjung mulai dilengkapi teknologi logistik digital, namun keterhubungan ke wilayah pedalaman masih menjadi kendala. Begitu pula dalam sektor perikanan, mulai dari masalah Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing masih menimbulkan kerugian besar, padahal laut bisa menjadi sumber utama ketahanan pangan nasional.

BACA JUGA   Walikota Viman : Antara Flexing Dan Tema Santun Hari Jadi Kota Tasik Ke 24

Jika pilar ekonomi laut diperkuat, bukan tidak mungkin Indonesia mampu mengurangi ketimpangan pembangunan antarwilayah. Kawasan timur Indonesia misalnya, memiliki sumber daya laut melimpah tetapi belum dimaksimalkan karena keterbatasan infrastruktur dan akses pasar. Dengan kebijakan maritim yang konsisten, laut bisa menjadi alat pemerataan yang lebih efektif daripada banyak program darat yang selama ini berjalan.

Wilayah laut yang luas tentu saja perlu adanya keamanan yang ketat, namun kemampuan menjaganya belum sebanding dengan luasnya wilayah laut Indonesia. Ini bukan hanya soal kekurangan kapal atau alutsista, tetapi juga soal koordinasi antar lembaga, dukungan teknologi, serta diplomasi keamanan. Ancaman yang dihadapi di wilayah laut itu seperti pencurian ikan, penyelundupan narkoba dan manusia, pelanggaran batas kapal asing serta aktivitas militer negara besar di kawasan perairan Indonesia. Laut menjadi ruang yang sering dimanfaatkan berbagai aktor untuk menguji respons suatu negara, tanpa sistem keamanan laut yang tangguh, posisi Indonesia dapat mudah dimanfaatkan pihak luar.

Banyaknya hambatan yang terjadi membuat Indonesia harus segera memperkuat pilar maritim. Karena kawasan Indo Pasifik ini menjadi arena persaingan global, dimana Amerika Serikat, China, India, Jepang, dan Australia semua memperluas pengaruhnya di kawasan ini. Bila Indonesia tidak memperkuat kapasitas maritimnya sendiri, ia bisa berubah dari pemain menjadi objek perebutan pengaruh. Tidak hanya itu krisis sumber daya laut akan melemahkan Indonesia, sehingga Indonesia perlu memprioritaskan pengelolaan laut agar tidak dikeruk habis oleh negara lain. Serta perlu adanya pengembagan teknologi. Kemajuan teknologi pemantauan, logistik, dan komunikasi membuka peluang besar bagi negara berkembang untuk memperkuat kekuatan maritimnya tanpa biaya astronomis.

Negara yang berhasil adalah negara yang mampu menjadikan karakter geografisnya sebagai sumber kekuatan. Indonesia diberi anugerah geografis yang luar biasa, dengan laut yang luas, posisi strategis, dan sumber daya melimpah.

Namun semua itu belum otomatis menjadikan Indonesia kekuatan maritim, yang dibutuhkan adalah visi jangka panjang, keberanian politik, dan investasi berkelanjutan untuk memperkuat potensi laut. Poros Maritim Dunia harus dilihat sebagai arah sejarah, bukan proyek lima tahunan. Kekuatan laut adalah identitas, kekuatan, dan masa depan Indonesia. Bila dikelola dengan serius, laut bisa menjadi pilar geopolitik yang membuat Indonesia berdiri tegak sebagai kekuatan regional yang disegani dunia. (***)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *