Home / Opini / Strategi Geopolitik Indonesia dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Ketahanan Ekonomi Nasional
IMG-20251120-WA0015

Strategi Geopolitik Indonesia dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Ketahanan Ekonomi Nasional

Oleh : Riska Erika
Mahasiswa Univerisitas Siliwangi

Tasikzone.com – Ketahanan ekonomi Indonesia, mau tidak mau harus membahas cara negara ini mengelola sumber daya alamnya. Indonesia lahir dengan posisi geografis yang mahal, negara kepulauan yang persis berada di jalur perdagangan internasional, punya laut luas, tanah subur, dan sumber daya energi yang beragam.

Posisi ini bukan hanya keberuntungan, tapi juga modal strategis untuk membangun ekonomi yang tahan banting. Namun modal itu tidak otomatis berubah jadi kekuatan, semuanya tergantung pada strategi pengelolaannya.

Indonesia perlu mengubah cara pandang terhadap sumber daya alam, bukan sekadar komoditas mentah untuk dijual, tetapi sebagai alat tawar dalam diplomasi internasional. Selama bertahun-tahun, Indonesia terlalu nyaman menjadi eksportir bahan mentah, mulai dari nikel, batu bara, sampai kelapa sawit. Padahal negara-negara lain justru memperkuat ekonominya dengan membeli murah, mengolahnya, lalu menjual kembali dengan nilai tinggi.

Di titik inilah saya merasa kebijakan hilirisasi menjadi langkah geopolitik yang penting. Dengan mengolah di dalam negeri, Indonesia bisa memaksa dunia untuk datang sebagai mitra, bukan sekadar pembeli.

Pemanfaatan sumber daya alam harus dikaitkan langsung dengan stabilitas energi. Energi adalah urat nadi ekonomi, dan Indonesia tidak bisa selamanya bergantung pada energi fosil yang fluktuatif. Negara ini harus lebih agresif bermain di energi baru terbarukan, terutama panas bumi, arus laut, surya, dan angin, karena Indonesia punya potensinya.

Jika energi bisa dikelola secara mandiri, maka Indonesia punya ruang lebih besar untuk menentukan arah ekonomi tanpa tekanan dari negara pemasok energi global. Di era geopolitik modern, siapa yang mandiri energi, dialah yang berdaulat.

Strategi geopolitik Indonesia juga perlu mempertimbangkan soal keamanan sumber daya. Kita sering lupa bahwa ribut-ribut di Laut Natuna Utara, penangkapan ikan ilegal, hingga sengketa maritim di wilayah sekitar bukan sekadar masalah batas laut, tetapi soal perebutan akses terhadap sumber daya.

BACA JUGA   Debat Calon Direksi PDAM Garut Jadi Terobosan, Yogi Iskandar Sepakat dengan Calon Menantu Dedi Mulyadi

Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan SDA tidak bisa dipisahkan dari kontrol ruang wilayah. Negara harus memperkuat kehadiran di laut, menjaga titik-titik strategis, dan memastikan bahwa kekayaan alam tidak bocor ke pihak luar.
Tanpa kontrol teritorial yang kuat, semua perencanaan ekonomi akan rapuh.

Pemanfaatan sumber daya alam juga harus membawa manfaat nyata ke masyarakat lokal. Selama ini, daerah kaya SDA justru sering menjadi daerah yang paling tertinggal. Itu merupakan tanda bahwa strategi geopolitik belum diterjemahkan ke strategi pembangunan yang adil.

Kalau negara benar-benar ingin menciptakan ketahanan ekonomi, maka pengelolaan SDA harus menciptakan ekosistem ekonomi daerah lapangan kerja, infrastruktur, pendidikan, dan diversifikasi ekonomi lokal. Dengan begitu, dampaknya tidak hanya ke kas negara, tetapi juga ke kesejahteraan rakyat.

Strategi geopolitik Indonesia harus siap menghadapi persaingan global. Dunia sedang masuk fase perebutan SDA, terutama mineral kritis untuk teknologi masa depan: baterai, kendaraan listrik, chip, dan energi hijau. Indonesia punya sebagian besar mineral penting itu.

Di titik ini kita sebenarnya punya posisi tawar yang kuat, asal berani mengambil sikap. Indonesia tidak boleh mudah ditekan untuk membuka keran ekspor bahan mentah atau mengubah kebijakan nasional hanya demi memenuhi kepentingan negara besar. Pengelolaan SDA harus berani mengambil risiko politik demi keuntungan jangka panjang.

Pada akhirnya, saya melihat bahwa strategi geopolitik Indonesia dalam mengelola sumber daya alam harus bergerak pada satu tujuan dengan menciptakan ekonomi yang tahan guncangan global.

Ini hanya bisa dicapai kalau Indonesia mengolah kekayaannya sendiri, mengamankan wilayahnya, memperkuat energi nasional, dan memastikan manfaatnya dirasakan oleh rakyat.

Sumber daya alam adalah modal, tapi strategi geopolitiklah yang mengubah modal itu menjadi kekuatan nyata. Dan kalau strategi ini konsisten dijalankan, Indonesia bisa berdiri lebih mandiri di tengah ketidakpastian global. (***)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *