Home / Opini / Kritik Geopolitik Terhadap Strategi Indonesia Dalam Mengamankan Selat Lombok Sebagai Chokepoint Energi Global
IMG-20251120-WA0007

Kritik Geopolitik Terhadap Strategi Indonesia Dalam Mengamankan Selat Lombok Sebagai Chokepoint Energi Global

Oleh : Leni Permata Sari
Mahasiswa Universitas Siliwangi

Tasikzone.com – Selat Lombok itu lokasinya strategis banget karena jadi pertemuan antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Selain jalur pelayaran internasional, selat ini juga penting buat penyaluran energi ke berbagai negara. Alfred Thayer Mahan lewat teori sea power-nya bilang, menguasai jalur laut penting kayak Selat Lombok itu krusial untuk nguatin posisi maritim dan kendali negara. Jadi, Selat Lombok bukan cuma buat lewat kapal dagang, tapi juga jadi tempat adu kepentingan antarnegara besar.

Negara-negara seperti AS dan Cina punya kepentingan besar buat ngejaga jalur pelayaran tetap aman demi ekonomi dan keamanan mereka. Ketegangan yang makin naik di Laut Cina Selatan bikin banyak kapal tanker minyak akhirnya milih lewat Selat Lombok karena dianggap lebih aman. Tapi ramainya kapal ini juga nyeret risiko: tekanan negara lain, potensi gesekan di laut, sampai gangguan keamanan di wilayah sekitar. Semua risiko ini butuh langkah cepat, tegas, dan fleksibel dari Indonesia.

Sekarang ini, Indonesia perlu menata ulang cara ngamanin wilayah lautnya. Kalau kita baru bergerak setelah ada kejadian, itu udah nggak bisa diandelin lagi. Kita butuh rencana yang lebih jelas yang nyatuin kekuatan militer, hubungan diplomatik yang solid, serta pengelolaan sumber daya manusia dan alam secara baik. Sesuai teori sea power, meningkatnya kemampuan angkatan laut dan kendali di titik-titik penting itu jadi kunci buat ngatur jalur energi dunia.

Salah satu persoalan besar adalah kurangnya kerja sama antarinstansi buat jaga keamanan Selat Lombok. Bakamla, TNI AL, polisi, KKP, dan pemerintah daerah masih susah banget buat komunikasi dan kerja bareng. Beda tujuan, tumpukan tugas, dan birokrasi ribet bikin pengamanan jadi kurang maksimal. Padahal keamanan maritim itu nggak bisa dikerjakan sendiri-sendiri.

Selain aparat, masyarakat juga punya peran penting. Akademisi, nelayan, sampai pelaku bisnis bisa ikut mantau perairan dan bantu kasih informasi. Ini bukan cuma bikin pengawasan lebih kuat, tapi juga ningkatin kesadaran kalau menjaga laut itu tanggung jawab bersama. Karena itu, Indonesia butuh pusat komando yang bisa nyambungin semua informasi dari lapangan secara real-time, supaya kalau ada ancaman, responnya bisa cepat.

BACA JUGA   Mencuri Start Kehidupan

Tantangan lain datang dari teknologi dan infrastruktur yang belum sepenuhnya mendukung. Wilayah Selat Lombok itu luas dan kondisi alamnya nggak selalu bersahabat. Kita memang udah punya kapal patroli, radar, dan drone, tapi semuanya masih bisa ditingkatkan. Indonesia perlu investasi jangka panjang buat kendaraan bawah air otomatis, sensor deteksi kapal selam asing, dan sistem pemantauan jarak jauh yang lebih akurat. Pengembangan pelabuhan strategis seperti Pelabuhan Lembar juga penting buat dukung operasi militer dan patroli. Tapi semua itu cuma efektif kalau SDM kita siap dan profesional.

Di luar aspek militer, diplomasi maritim juga penting banget. Pengakuan dunia internasional soal Selat Lombok sebagai Kawasan Laut yang Sangat Sensitif (PSSA) dari IMO adalah langkah awal yang bagus. Status ini nunjukin kalau Indonesia serius menjaga wilayah lautnya. Diplomasi maritim harus terus diperkuat dengan kerja sama negara-negara pengguna jalur perdagangan, forum regional, dan aturan internasional. Yang penting, kepentingan ekonomi dan keamanan tetap seimbang biar Indonesia tetap punya posisi tawar yang kuat.

Keamanan Selat Lombok juga menghadapi ancaman non-militer seperti perompakan, pencurian ikan, terorisme laut, dan potensi gangguan ke infrastruktur. Sistem keamanan harus mampu menangani semua jenis ancaman ini. Teknologi kayak kecerdasan buatan bisa bantu mendeteksi pola mencurigakan biar ancaman bisa dicegah sebelum jadi masalah besar. Selain itu, pelatihan aparat dan kerja sama antarinstansi juga harus terus ditingkatkan.

Pada akhirnya, Indonesia butuh rencana pertahanan laut jangka panjang yang konsisten, terkoordinasi, dan didukung pendanaan yang cukup. Selat Lombok bukan cuma jalur energi global, tapi simbol kedaulatan maritim Indonesia. Dengan kerja sama antarinstansi yang rapi, teknologi mumpuni, diplomasi yang luwes tapi tegas, serta keterlibatan masyarakat, Indonesia bisa memastikan Selat Lombok tetap aman, berdaulat, dan dihormati dunia. (***)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *