Tasikzone.com – Liga Pendidikan Sepak Bola (LPS) 2025 yang digelar Askot PSSI Kota Tasikmalaya resmi berakhir. Turnamen yang melibatkan tim dari tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK ini menjadi ajang evaluasi bagi sekolah dan sekolah sepak bola dalam membina talenta muda.
Ketua Askot PSSI Kota Tasikmalaya H Wahid S.Pd menyampaikan bahwa penyelenggaraan liga pendidikan merupakan bagian dari tugas PSSI dalam melakukan pembinaan berjenjang.
“Pembinaan itu tidak cukup hanya latihan. Harus ada event atau turnamen sebagai bahan evaluasi hasil latihan masing-masing sekolah,” ujarnya.
Ia menjelaskan Askot PSSI bertugas memastikan terselenggaranya kompetisi di tingkat daerah, baik program instruksional dari pusat maupun inovasi daerah.
“Seperti Piala Suratin itu sifatnya instruksional dari pusat dan digelar setiap tahun. Sementara untuk inovasi daerah, kami membuat berbagai program seperti Grassroot, turnamen usia 40 tahun, dan tiga tahun terakhir Liga Pendidikan Sepak Bola,” katanya.
Turnamen tahun ini sekaligus menjadi ajang penjaringan pemain untuk membentuk skuad Kota Tasikmalaya menghadapi dua agenda besar tahun depan, yakni Popwil dan Porda.
“Untuk tingkat SMP dan SMA, liga ini menjadi sarana seleksi. Kita siapkan tim Kota Tasikmalaya untuk Popwil dan Porda. Setelah Popwil, kita lanjutkan menuju Porda,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Liga Pendidikan Sepak Bola di Tasikmalaya kini mendapat perhatian dari pengurus PSSI Provinsi Jawa Barat.
Dalam komunikasi yang dilakukan saat kongres, Askot menyampaikan usulan agar provinsi kembali menghidupkan kompetisi pendidikan tingkat Jawa Barat.
“Alhamdulillah, mereka merespons positif. Insya Allah pada 2026 akan ada liga pendidikan tingkat provinsi. Juara-juara dari daerah nanti bertanding di level provinsi, dan mudah-mudahan bisa berlanjut ke tingkat nasional,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong agar Kejurda kelompok umur kembali diaktifkan. “Dulu pernah ada Kejurda usia 14 tahun. Kami dorong untuk kembali diadakan, termasuk kelompok U-14 dan U-16, sebagai pelengkap kompetisi Piala Suratin,” katanya.
Askot PSSI Kota Tasikmalaya juga telah menyampaikan aspirasi tersebut kepada pengurus pusat.
“Kami sudah bertemu Ibu Ratu Tisha dari PSSI Pusat. Mudah-mudahan dalam kepengurusan baru setelah kongres luar biasa Desember 2025, liga pendidikan berskala nasional juga bisa kembali digelar untuk tingkat kota dan kabupaten,” tuturnya.
Dengan berakhirnya LPSB 2025, Askot PSSI memastikan pembinaan sepak bola usia dini dan pelajar di Kota Tasikmalaya akan terus berjalan melalui kompetisi berkelanjutan menuju agenda resmi tingkat provinsi dan nasional. (***)
Tasik Zone Kreativitas Muda Untuk Indonesia