Home / Ragam / Delapan Calon Ketua DKKT Paparkan Gagasan Pembaruan
20251116_155910

Delapan Calon Ketua DKKT Paparkan Gagasan Pembaruan

Tasikzone.com – Delapan calon Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT) memaparkan gagasan mereka dalam forum adu visi menjelang pemilihan resmi yang dijadwalkan pada 22 November 2025.

Para kandidat tampil bergiliran sesuai nomor urut yang telah mereka dapatkan beberapa hari sebelumnya.

Masing-masing diberi waktu sepuluh menit untuk menyampaikan gagasan, sebelum kemudian memilih satu dari sepuluh pertanyaan yang telah disiapkan panitia.

Ketua DKKT periode 2020–2025, Bode Riswandi, menegaskan bahwa mekanisme open call kembali diberlakukan agar siapa pun dapat mencalonkan diri baik melalui rekomendasi maupun atas nama pribadi.

“Jika hanya mengandalkan perwakilan rumpun seni, peluang di luar itu menjadi sangat kecil. Karena itu saya membuka open call, supaya seluruh pelaku seni mengetahui siapa saja yang benar-benar ingin menjadi Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya,” ujarnya.

Bode mengakui bahwa hingga kini arah dukungan internal masih belum jelas. Ini sensitif.

“Ada empat kandidat dari internal dan empat dari eksternal, semuanya memiliki hak yang sama. Bahkan kepada para pengurus, saya tegaskan pilihlah sesuai hati nurani, jangan sekadar melihat apakah kandidat itu bagian dari pengurus lama atau bukan,”tuturnya.

BACA JUGA   Dawagung Rajapolah Longsor, Relawan Bersihkan Tumpukan Material

Panitia telah menjaring delapan putra daerah yang dianggap memiliki kepedulian kuat terhadap kemajuan seni dan budaya Kota Tasikmalaya. Menurut Bode, keragaman gagasan para kandidat justru menjadi modal penting bagi DKKT ke depan.

“Delapan kandidat ini membawa ide-ide berbeda. Jika kelak bisa dipadukan, saya yakin DKKT akan jauh lebih maju,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa masih ada pekerjaan rumah yang belum tuntas, salah satunya pemanfaatan fasilitas di area belakang Gedung Kesenian. Pada 2023 telah disusun Detail Engineering Design (DED), dapat dilanjutkan oleh kepengurusan berikutnya.

“Mendapatkan DED itu bukan proses mudah. Alhamdulillah pengurus sebelumnya dapat mengusahakannya. Lahan yang awalnya merupakan Ruang Terbuka Hijau kini dikonsep menjadi arena pertunjukan ruang terbuka. Selanjutnya, anggaran pembangunan harus diusulkan ke pusat atau provinsi agar proyek ini dapat terealisasi,” pungkasnya. (***)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *