Tasikzone.com – Mak Komoh (85), seorang lanjut usia di Kelurahan Bantarsari, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, menjalani hari-harinya seorang diri dalam kondisi lumpuh.
Tanpa sanak saudara, ia hanya bisa beraktivitas di dalam rumah, termasuk untuk buang air, karena tak mampu berjalan.
Ia menempati sebuah gubuk berukuran sekitar 2×3 meter yang dibangun secara swadaya oleh warga di atas lahan milik orang lain.
Meski hidup dalam keterbatasan, Mak Komoh beruntung memiliki tetangga yang peduli, terutama Ketua RT setempat yang merawatnya dengan penuh perhatian layaknya keluarga sendiri.
Ketua RT berharap ada pihak dari organisasi atau lembaga sosial yang bersedia membantu kebutuhan harian Mak Komoh seperti popok, sarung tangan, dan masker agar perawatannya lebih maksimal.
Namun, hingga kini Mak Komoh belum pernah menerima bantuan apa pun dari pemerintah.
Hal ini membuat Iwan Restiawan, Ketua Dewan Pembina Yayasan Padi Nusantara Sejahtera (PNS), merasa geram dan menilai pemerintah telah lalai.
“Pejabat di Kota Tasikmalaya telah berbuat zalim karena membiarkan seorang perempuan renta tak berdaya tanpa bantuan. Ingat, semua ini akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat,” tegas Iwan dengan nada kecewa.
Melihat kondisi tersebut, Iwan mengajak Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, H. Aslim, SH, untuk turun langsung membantu warganya yang tengah membutuhkan.
Responnya cepat diberikan politisi Gerindra ini, sebab enggan seperti yang sebelumnya. Hal ini agar membuktikan Ketua DPRD Kota Tasikmalaya ada untuk rakyatnya.
Pengurus Yayasan PNS, Ustad Agus Marwan, juga menyesalkan kondisi yang dialami Mak Komoh. Ia menyebut kasus ini menambah daftar lansia yang hidup sendiri dalam kesulitan ekstrem.
Beruntung, masih ada warga yang dengan tulus merawat Mak Komoh tanpa merasa terbebani.
“Alhamdulillah, hari ini kami kembali menyalurkan bantuan berupa beras dan uang tunai untuk warga miskin ekstrem di dua kecamatan, Bungursari dan Tawang, Terima kasih kepada ketua dprd yang sudah bersedia memberikan bantuan”tutur Ustad Agus.
Kisah Mak Komoh menjadi pengingat penting bagi pemerintah agar lebih peka dan memperhatikan nasib warganya yang hidup dalam kesepian dan keterbatasan, terutama mereka yang tak memiliki keluarga untuk bersandar. (***)