Home / Ragam / LSM PADI Soroti Kemiskinan di Tasikmalaya : Data 8 Ribu Jiwa Miskin Belum Ditangani Serius
IMG_20250704_142902

LSM PADI Soroti Kemiskinan di Tasikmalaya : Data 8 Ribu Jiwa Miskin Belum Ditangani Serius

Tasikzone.com Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peradaban Demokrasi Indonesia (PADI) kembali menyoroti serius persoalan kemiskinan di Kota Tasikmalaya yang dinilai belum menjadi perhatian utama pemerintah daerah.

Dalam audiensi terbarunya dengan DPRD Kota Tasikmalaya, Ketua LSM PADI, Iwan Restiawan, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap sekitar delapan ribu jiwa warga miskin di kota tersebut.

Sorotan PADI: Data Kemiskinan Tinggi, Kontrol Lemah

Iwan Restiawan menyatakan bahwa aspirasi mereka, termasuk data kemiskinan yang tinggi, telah disambut baik oleh Ketua DPRD dan Dinas Sosial.

Sebagai langkah konkret, LSM PADI akan melakukan inspeksi langsung ke setiap kelurahan minggu depan untuk melihat kondisi riil di lapangan.

Menurut Iwan, penanganan kemiskinan tidak bisa hanya dibebankan kepada wali kota atau wakil wali kota. Ia menegaskan bahwa kegagalan program 100 hari kerja sebelumnya harus menjadi tanggung jawab bersama, termasuk masyarakat sipil.

“Kami menilai, fungsi kontrol sosial DPRD dan instansi seperti Bappenda harus lebih peka,” ungkap Iwan. Jumat (04/06/2025) usai audensi di Gedung Bamus DPRD Kota Tasikmalaya

Ia bahkan secara blak-blakan menyatakan bahwa harapan terhadap wali kota dalam menuntaskan kemiskinan saat ini sangat kecil, sehingga rakyat harus turut ambil bagian.

BACA JUGA   Bencana Banjir Kembali Terjadi di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik

DPRD Akui Masalah Bantuan Tidak Tepat Sasaran dan Data Buruk

Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, H. Hilman, mengapresiasi inisiatif LSM PADI. Ia setuju bahwa penanganan kemiskinan tidak cukup hanya dengan bantuan sosial instan, melainkan memerlukan program berkelanjutan yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat secara permanen.

Hilman juga mengungkapkan bahwa inspeksi lapangan yang akan dilakukan akan fokus pada validasi dan akurasi data penerima bantuan sosial.

Ia mengakui bahwa “masalah klasik” bantuan tidak tepat sasaran masih sering terjadi, di mana banyak penerima tidak memenuhi kriteria sementara yang benar-benar membutuhkan justru terlewat.

“Bahkan muncul pola pikir bahwa bantuan itu dianggap rezeki ‘numpang lewat’ sehingga tidak ada rasa tanggung jawab sosial,” tambahnya.

Hilman menduga lemahnya akurasi data penerima bantuan sosial disebabkan oleh sistem pendataan yang belum optimal.

Ia berharap ke depan, Pemerintah Kota Tasikmalaya dapat mengembangkan kebijakan berbasis kearifan lokal, seperti program sekolah rakyat atau pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas, sebagai solusi jangka panjang.

“Di sinilah pemerintah daerah harus lebih hadir dan solutif,” pungkasnya. (***)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *