Tasikzone.com – Peradaban Demokrasi Indonesia (PADI) menggelar aksi kritik terhadap 100 hari kerja Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, dengan memasang spanduk di depan Gedung Balai Kota Tasikmalaya. Rabu (04/06/2025)
Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap kepemimpinan Wali Kota yang dinilai belum memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Menurut perwakilan PADI, hingga saat ini Viman hanya melanjutkan program-program dari pemerintahan sebelumnya tanpa inovasi baru yang signifikan.
“Ini tanggung jawab penuh Wali Kota Viman. Namun selama 100 hari ini kami menilai beliau gagal total, terutama dalam hal penanggulangan kemiskinan,” ujar ketua PADI Iwan Restiawan
PADI menyebutkan bahwa terdapat sekitar 70.000 warga Tasikmalaya yang masuk dalam kategori miskin, namun tidak terlihat langkah konkret dari Pemkot dalam menanganinya.
“Pertanyaannya, Viman mau membawa masyarakat Tasikmalaya ke arah mana? Apa kebijakan nyata yang sudah dirasakan oleh rakyat?” katanya.
Mereka juga menyoroti sikap Wali Kota yang dinilai menutup diri terhadap kritik dari publik.
“Ketika masyarakat hendak menyampaikan aspirasi, mereka hanya diperbolehkan berada di luar gedung Balai Kota. Ini menunjukkan sikap eksklusif dan tidak inklusif. Apakah pemerintahan ini hanya milik pribadi?” tambahnya.
Selain itu, PADI juga mempertanyakan kapasitas intelektual Viman sebagai kepala daerah. Mereka menilai kemenangan Viman di Pilkada lebih disebabkan oleh kekuatan finansial, bukan karena gagasan atau kedekatan dengan rakyat.
Dalam aksi tersebut, terlihat spanduk bertuliskan “Makzulkan Wali Kota Tasikmalaya, Gantikan dengan Wakilnya”. Mereka mendorong agar Wakil Wali Kota, Diky Candra, mengambil alih kepemimpinan.
“Diky Candra dikenal memiliki pendekatan humanis dan kepedulian sosial yang tinggi. Ia dekat dengan masyarakat dan memiliki rekam jejak yang lebih baik dalam menyelesaikan persoalan kota,” jelas salah satu perwakilan.
PADI menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti menyuarakan aspirasi hingga perubahan kepemimpinan di Kota Tasikmalaya benar-benar terjadi.
“Suara-suara dari internal partai pendukung pun mulai terdengar. Banyak yang mengeluh karena sulit memberikan masukan kepada Viman,” pungkasnya. (Gal)