Tasik Zone Kreativitas Muda Untuk Indonesia
Related Articles
Oleh : Rifyal Luthfi MR
Bismillah….Sesungguhnya di antara faktor yang dapat mendatangkan kebahagiaan adalah bila kita mendapatkan teman yang dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi kita dan membuat kita bahagia bila berteman dengannya. Di saat sedih dan senang, disaat suka dan duka, disaat sendirian atau bersama, dia selalu dijadikan sandaran oleh kita karena dengannya kita akan bahagia.Sejatinya teman terbaik dalam mengais kebahagiaan itu adalah berupa tekun membaca buku, membaca Al-quran dan mengembangkan cakrawala pikiran dengan menimba ilmu pengetahuan yang berguna dan bermanfaat.
Al-Jahizh melalui karya tulisnya memesan kepada kita semua untuk menetapi buku dan menelaahnya sebagai suatu cara untuk mengusir kesedihan. Ia berkata: “Buku adalah teman duduk yang tidak pernah berbasa-basi dengan kita. Ia adalah teman sejati yang tidak pernah memperdaya kita dan teman pergaulan yang tidak akan membuat jenuh. Buku adalah teman penghibur yang tidak membuat kita bersedih hati. Ia adalah tetangga yang selalu siap membantu bila diperlukan dan teman yang tidak ingin mengeluarkan apa yang ada pada kita dengan cara paksa. Ia dapat membentuk karakter kita, memfasihkan lisan kita, dan memperindah jari-jemari kita. Ia akan mengagungkan kata-kata kita, menyenangkan jiwa kita dan mengisi dada kita dengan pengetahuan. Berteman buku selama sebulan akan menambah pengetahuan kita tentang banyak hal yang tidak dapat kita ketahui melalui lisan para tokoh selama satu tahun, sedangkan kita terhindar dari susah payah pencarian yang menyebabkan kita menghabiskan waktu lama untuk belajar, terhindar dariem duduk di hadapan orang-orang yang kita lebih utama daripadanya dalam hal akhlak dan keturunan, terhindar dari sekedudukan orang-orang yang tidak disukai, dan terhindar dari persaingan orang-orang kaya.”Ketahuilah buku tidak beralasan karena bergadang. Dia adalah guru yang jika kita perlukan, ia tidak pernah membangkang; jika kita putuskan suatu topik pembahasan darinya, ia tidak memutuskan faidah dari kita , dan jika kita meninggalkannya, ia tidak pernah meninggalkan ketaatan kepada kita. Bila lawan-lawan kita mulai menyerang kita,buku tidak pernah berbalik menyerang kita. Abu ubaidah mengatakan bahwa Al-Muhallab pernah mengatakan kepada anak-anaknya dalam wasiatnya: “Wahai anak-anakku, janganlah kalian berada di pasar-pasar kecuali membawa kertas (buku untuk dibaca).”
Al-Hasan Al-Lu`lui juga mengatakan: “Aku telah menjalani 40 tahun tidak pernah tidur siang, tidak banyak tidur pada malam hari, dan tidak pula bersandar, melainkan selalu bersama dengan buku yang kuletakkan di dadaku.” Ibnul Jahm mengatakan:” Jika rasa kantuk menyerangku, padahal belum waktunya tidur, dan hal yang paling buruk adalah tidur melebihi kebutuhan. Akupun mengambil buku di antara bukubuku yang bersubyek hikmah. Maka kurasakan diriku tergugah oleh faidah (keuntungan) yang terkandung di dalamnya dan kurasakan kesenangan menguasi diriku manakala menemukan sebagian keperluanku didalamnya.”Adapun buku yang paling agung dan yang paling mutu adalah kitabullah yaitu al-quran, sebagaimana firman Allah swt: “Sebuah kitab yang diturunkan (Allah) kepadamu (Muhammad). Karenanya janganlah ada keraguan dalam hatimu terhadapnya dan supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (agar mereka mau beriman).” (Qs. Al-`Araaf:2)
Sebaliknya, enggan membaca dan meninggalkan penalaran terhadap kitab-kitab serta tidak mau menelaahnya sendiri sama dengan mengekang kelancaran lisan, membatasi pembentukan karakter, dan membuat pikiran menjadi beku. Akalpun tegang, watak menjadi mati, dan modal pengetahuan menjadi layu, serta pikiran menjadi gersang. Tiada suatu bukupun, melainkan di dalamnya terkandung faidah, perumpamaan, hal yang baru, cerita, konsep atau hal yang jarang dijumpai. Semoga tulisan ini menjadi jalan atau wasilah agar kita selalu memuliakan dan membaca serta menelaah buku kemudian memahaminya sehingga bermanfaatlah waktu 24 jam dengan ditemani oleh teman terbaik kita itu. Hasbunallah Wani`mal Wakil
