Home / Opini / Sudahkah Penyakit Hatimu Disembuhkan?
IMG-20180806-WA0002

Sudahkah Penyakit Hatimu Disembuhkan?

Oleh Rifyal Luthfi MR.

Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter atau psikiater.

Seseorang yang kena penyakit atau sedang sakit, dalam persfektif islam merupakan penebus berbagai dosa dan menghapuskan segala kesalahan, sehingga sakit menjadi sebagai balasan keburukan dari apa yang dilakukan hamba, lalu dihapus dari catatan amalnya hingga menjadi ringan dari dosa-dosa. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah Saw:

“Tidaklah sakit seorang mukmin, laki-laki dan perempuan, dan tidaklah pula dengan seorang muslim, laki-laki dan perempuan, melainkan Allah Swt menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan hal itu, sebagaimana bergugurannya dedaunan dari pohon.” (HR. Ahmad, 3/346).

Sakit ini merupakan bagian dari cobaan yang mengandung banyak faedah bagi seorang muslim, namun mayoritas manusia tidak mengetahuinya. Tentunya hampir setiap hari, tiap jam, hitungan menit, bahkan detik, kita tidak akan pernah tahu berapa banyak manusia yang ditaqdirkan Allah ta`ala diuji dengan sakit dengan berbagai ragam dan tingkat kelemahan dan kepayahannya. Sakit bisa menimpa siapa pun di antara kita, bisa itu diri kita sendiri, suami atau istri, orang tua, anak-anak, saudara dan keluarga kita lainnya. Dan sakit inipun beragam macam yakni, bisa secara fisik maupun psikis, baik jasmani maupun bathin.

Namun saat ini di balik kemajuan materi yang dicapai oleh peradaban manusia modern, banyak penderita-penderita penyakit bathin yang dilanda perasaan nelangsa dan gersang di dalam jiwanya. Apakah hal ini dikarenakan stress, gagal dalam pernikahan, diPHK, dilengserkan dari jabatannya, gagal dalam kehidupannya, hancur bisnis perusahaannya, gagal dalam rumah tangganya, terlibat korupsi atau penyakit bathin yang disebabkan hal lainnya, sebagian dari mereka yang menderita sakit ini berpaling ke dunia tasawuf, meditasi, dan filsafat guna mencari penawar atas rasa sakit yang ada di relung dada itu, segala cara apapun ditempuh demi untuk menyembuhkan penyakit bathin ini, bahkan bisa saja jalan satu-satunya sebagai penyembuh adalah bunuh diri. Na`udzubillah.
Bagi orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan-Nya berupa kitab Alquran sebagai obat untuk menenteramkan hati.

BACA JUGA   Sudahkah Jadi Peneliti Sejati?

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu satu peringatan dari Rabb kamu, dan satu penyembuhan bagi apa yang di dalam dada, dan satu petunjuk, dan satu rahmat, bagi orang-orang mukmin.” (Q.S. Yunus:57)“Dan Kami menurunkan dari al-Qur’an, satu penyembuhan, dan satu rahmat bagi orang-orang mukmin…” (Q.S. Al-Israa:82)

Alquran tidak bisa dilepaskan dari sifatnya sebagai kitab petunjuk. Untuk itu penggunaan Alquran sebagai obat adalah dengan cara menyelami maknanya, bukan dengan misalnya meminum air yang telah dicelupi beberapa ayatnya.

Di antara waktu untuk menelaah Alquran adalah pada malam hari. Sisihkanlah sebagian dari waktu malam kita untuk amalan yang akan memperkaya jiwa ini. Sebagaimana Firman Allah Ta`ala:“Sesungguhnya Pemeliharamu mengetahui bahwa kamu berjaga-jaga hampir dua per tiga malam, atau separuhnya, atau satu per tiganya, dan segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menentukan malam dan siang. Dia mengetahui bahwa kamu tidak akan menjumlahkannya, dan Dia menerima taubat kamu. Maka pahamilah (faqra’u) dari Alquran semudah yang dapat. Dia mengetahui bahwa antara kamu ada yang sakit, dan yang lain antara kamu berpergian di bumi, mencari pemberian Allah, dan yang lain berperang di jalan Allah. Maka pahamilah (faqra’u) darinya semudah yang dapat” (Q.S. Al-Muzammil:20)

Pada saat berinteraksi dengan Alquran, cobalah “mendengarkan” apa yang sedang disampaikan Allah melalui ayat-ayat yang sedang kita baca. Mungkin Allah menceritakan kisah orang-orang terdahulu yang dapat menjadi cermin dari apa yang baru kita alami. Atau Dia uraikan rahasia/hikmah di balik kejadian yang sedang kita hadapi. Bisa juga Allah mencerahkan kita dengan mengungkapkan hakikat keberadaan kita di dunia ini.

Apapun yang disampaikan Allah ta`ala, sadarilah bahwa kita sedang terkoneksi dengan Sang Dokter yang setiap patah perkataan-Nya adalah obat.

Alquran adalah obat penawar yang dikhususkan bagi orang-orang yang beriman. Sebaliknya bagi orang-orang yang tidak beriman, Alquran hanya menambah kisruh hati mereka yang keruh. Sebagaimana firman Allah Ta`ala:“Tetapi bagi orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, bagi mereka, ia menambah kekotoran mereka, dan mereka mati sedang mereka orang-orang yang tidak percaya (kafir).” (Q.S. Attaubah:125).

Hasbunallah wani`mal Wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *