Home / Organisasi / Pembangunan Infrastruktur Fondasi Utama Sejahterakan Masyarakat
Pembangunan Infrastruktur Fondasi Utama Sejahterakan Masyarakat

Pembangunan Infrastruktur Fondasi Utama Sejahterakan Masyarakat

Kabupaten Garut, tasikzone.com – Forum Diskusi Lintas Tokoh menyelenggarakan seminar dengan tema “Program Pembangunan Infrastruktur Fondasi Utama Dalam Percepatan Pembangunan Untuk Mensejahterakan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan”, di Hotel Bintang Radante, Kabupaten Garut, Kamis (23/11/2017).

Acara tersebut dihadiri berbagai elemen tokoh masyarakat ini, diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Sosial Budaya Bungarawi, Tasik Digital Valley, KlikTasik.Com, Garut Digital Valley, dan Sekolah Pinter Indonesia.

Adapun Narasumber yang mengisi acara tersebut diantaranya Ketua MATAN Jabar, DR. Ajid Tohir, M.Ag. Pimpinan Ponpes At Toriq, Ibang Lukman, M.Hum., Pimpinan Redaksi HU Kabar Priangan, Duddy RS, Ketua Asosiasi Panas Bumi Garut, Hasanuddin.

Seminar ini wujud sinergitas dan dukungan seluruh elemen masyarakat. Guna menciptakan situasi kondusif dalam menunjang percepatan pembangunan program Nawacita Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Berdasarkan kondisi geografis, di Indonesia yang prioritas pembangunan adalah bidang infrastruktur sebagai fondasi utama dalam rangka meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyayarakat. Utamanya masyarakat pedesaan, masyarakat pelosok perbatasan.

Ketua Pelaksana Forum Diskusi Lintas Tokoh, Rahmat Kurnia mengatakan, forum ini didorong karena dinamika sosial yang cepat sekali berubah. Selain itu dibuat dalam rangka merekatkan budaya dan merefleksikan komunikasi lintas tokoh dalam merekatkan toleransi dan kebersamaan. “Kegiatan diskusi diharapkan kedepan akan menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan sebulan sekali,” ujar Rahmat.

DR. Ajid Tohir, M.Ag, sebagai narasumber pertama menuturkan,  Indonesia dengan sekian banyak perbedaan yang ditampung menjadi satu kesatuan yakni bangsa Indonesia, masih terdapat nilai yang masih bisa menjadi pengikat melalui nilai kesatuan Pancasila dan UUD 1945. Rahmat juga menggarisbawahi tentang Islam Nusantara atau Islam Indonesia, yang disebutnya sebagai Islam bagi percontohan dunia.

“Di Afganistan, ulama-ulama ingin belajar Islam ke Indonesia karena ciri Islam di Indonesia terkenal dengan toleransi.”tuturnya

Terkait impor ideologi Islam seperti faham Wahabi, perlu ditingkatkan kewaspadaan karena dapat memecah belah persatuan. Selain itu, konsep-konsep toleransi di Indonesia harus dijaga bersama dan menjadi tugas kita semua.

BACA JUGA   FKDT Kota Tasikmalaya Rencanakan Diniyah Center, Launching Wakaf Tanah Di Apresiasi Oleh Soleh

“Salah satu yang paling menopang nasionalisme di Indonesia adalah Islam Ahli Sunnah Wal jamaah. Aliran ini merupakan aliran Islam paling moderat. Ancaman di kita apabila aswaja ini terganggu oleh Islam radikal, maka Islam di kita akan goyah,” terangnya.

Pasalnya, ada empat pilar dalam tegaknya negara, antara lain ilmu para ulama, keadilan pemerintahan, kedermawanan pengusaha dan keadilan rakyat jelata.

Pimpinan Ponpes At Toriq, Ibang Lukman, M.Hum., mengatakan kebijakan insfratruktur ke depan adalah yang menjaga keberlangsungan ekologi. Basis pembangunan apabila berbasis ekonomi semata, maka akan berdampak mengganggu kehidupan ekologi.

“Maka pengembangan pembangunan harus didorong dengan pembangunan ekonomi berbasis ekologi agar tidak merusak sistem ekosistem”, ujarnya.

Dia menambahkan, kecenderungan hari ini bagaimana membangun kecerdasan spiritualitas dan dapat dimulai di pesantren-pesantren. Karena percuma apabila ekonomi dipenuhi tetapi tidak ada kebahagiaan secara rohani dan spritualitas.

Ketua Asosiasi Panas Bumi, Hasanudin mengatakan Presiden Jokowi ingin Indonesia menjadi sentral dunia. Untuk itu, persoalan Infrastruktur di seluruh Indonesia tidak hanya dibangun Java Sentris, tetapi merata hal tersebut menjadi prioritas dalam rangka membangun percepatan ekonomi yang merata di seluruh Indonesia.

“Infrastruktur jalan harus menjadi alternatif, sebagai contoh, perkembangan ekonomi di Garut seperti di Pameumpeuk dan Bungbulang dengan dibangunnya Tol Cigatas misalnya,” katanya.

Hal tersebut dalam rangka untuk membantu percepatan perekonomian di daerah-daerah. Meski demikian, seperti yang terjadi di Tasikmalaya, ada kesenjangan pembangunan infrastruktur pembangunan antara utara dan selatan. “Tasikmalaya lebih cenderung membangun infrastruktur di utara sementara di selatan tidak begitu diperhatikan” katanya.

Dia menambahkan, banyak pembangunan infrastruktur yang tidak relevan, dan malah menyebabkan masalah baru. Untuk itu, pembangunan infrastruktur di priangan timur tidak hanya berprioritas di Tasikmalaya tetapi juga harus merata di Priangan timur.

“Pembangunan infrastruktur di daerah tidak bisa mengandalkan APBD. Kita harus mendorong sektor swasta untuk turut serta berperan dalam pembangunan infrastruktur,” pungkasnya

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *