Home / Opini / Miniatur Kematian
IMG-20180418-WA0038

Miniatur Kematian

Penulis Oleh : Rifyal Luthfi MR

Bismillah…Saudaraku, ingatlah Sabda Rasulullah Saw.: “Ada tiga hal yang membawa kebinasaan, tiga hal yang mendatangkan keselamatan, tiga hal yang menjadi penebus dosa, dan tiga
hal yang meninggikan derajat. Tiga hal yang membinasakan adalah kekikiran yang dipatuhi, hawa nafsu yang dituruti, dan bangga atas diri sendiri. Tiga hal yang dapat menyelamatkan adalah bertindak adil kala marah dan benci, bersahaja kala miskin dan kaya, dan menjaga ketakwaan kepada Allah dikala sendiran dan bersama banyak orang. Tiga hal yang menebus dosa adalah menanti shalat seusai shalat, menyempurnakan wudhu dalam cuaca dingin, dan melangkahkan kaki menuju shalat berjamaah.

Tiga hal yang meninggikan derajat adalah memberi makan orang lain, menyebar salam kedamaian, dan sholat malam ketika orang lain sedang tidur.” (HR. Al-Thabrani) Tidur tidak sekedar mengistirahatkan seluruh anggota badan, otot dan fikiran setelah seharian beraktivitas, namun tidur juga adalah sebuah peristiwa yang luar biasa atas kuasa Allah swt. yakni, ketika kita tidur jiwa kita untuk sesaat ada dalam genggaman-Nya. Jika ruh itu kembali kepada jasadnya maka kita akan terbangun dari tidur, dan inilah miniatur kematian. Tetapi, jika ruh itu tidak
dikembalikan kepada jasad artinya kita berada dalam kematian yang sesungguhnya. Namun ada sebuah pelajaran yang dapat kita petik ketika membiasakan tidur siang sebentar
(qailûlah) yaitu, dapat mempermudah kita bangun malam untuk melaksanakan tahajud. Nabi Saw.
bersabda, “Tidurlah sebentar pada siang hari karena setan tidak melakukannya” (HR. Na`im dalam
Tarikh Ashbahan 1/195,352).

Tidur siang sebentar dapat menentramkan hati dan mengembalikan kebugaran. Pada masa setelah tengah hari, setelah bekerja keras, dan setelah aktivitas siang, jiwa ingin rehat sebentar. Inilah
yang disebut dengan qailûlah.
Sejumlah peneliti di Amerika Serikat melakukan eksperimen dengan menampatkan beberapa sukarelawan dibeberapa tempat yang tertutup selama beberapa hari sehingga mereka tidak mengenal
siang dan malam. Pada akhir eksperimen, tampak bahwa para sukarelawan itu memiliki
kecenderungan untuk tidur pada dua masa yang utama. Pertama, pada masa yang panjang, yaitu tidur
pada malam hari.

BACA JUGA   Bom Waktu

Kedua, pada masa yang singkat, yaitu pada masa setelah tengah hari. Para peneliti itu pun bertanya keheranan, “mengapa ada kecenderungan tidur siang yang singkat ini?“ mereka kemudian mencoba menggali manfaat rehat itu. Berbagai penelitian menegaskan bahwa tidur pada masa ini sangat berguna, yaitu menjadikan seseorang lebih bugar, lebih bersemangat, dan lebih bergairah. Sejumlah peneliti di yunani bahkan berkesimpulan bahwa tidur singkat itu sangat efektif untuk menghindari munculnya beberapa jenis penyakit.

Setelah mengamati pasien dibeberapa rumah sakit di Athena selama beberapa tahun, para peneliti ini menyimpulkan bahwa tidur selama 30 menit setelah
dzhuhur mengurangi bahaya penyumbatan pembuluh darah hingga 30 persen. Lalu, berapa lama waktu
ideal untuk tidur ringan setelah dzhuhur? Para peneliti juga berusaha menjawab pertanyaan ini.
Penelitian mereka menyimpulkan bahwa tidur ringan itu tidak boleh kurang dari 30 menit dan tidak
lebih dari 90 menit. Jika kurang atau lebih dari masa itu, faedahnya berkurang.Rasulullah Saw. mengingatkan kita agar tidak meninggalkan tidur ringan (qailûlah) pada siang hari agar juga dapat mengerjakan sholat tahajud pada malam hari. Mujahid meriwayatkan bahwa Umar r.a. mendapat laporan bahwa seorang pekerjanya tidur ringan. Dia segera mengirim surat kepada pekerjanya itu yang berbunyi, “lakukanlah tidur ringan
pada siang hari karena setan tidak dapat melakukannya.”

Al-Hasan pernah lewat di depan sekumpulan orang di pasar. Dia melihat beberapa di antara mereka membuat kegaduhan dan hiruk pikuk. Kemudian, dia bertanya, “Apakah mereka tidak tidur ringan pada siang hari?” Mereka menjawab, “Tidak.” Dia berkata, “Aku melihat malam mereka adalah malam yang buruk.” Oleh karena itu, seorang saleh berkata, “Aku menganggap tidurku disiang hari sebagai sarana untuk shalat malam.”Saudaraku semoga kita bisa mengamalkan tidur ringan siang (qailulah) dengan mengharap ridho Allah Swt. Sehingga dengan wasilah qailulah, selain bermanfaat untuk tubuh kita, juga mudah-mudahan kita dapat melaksanakan Qiyamulail (sholat Malam) untuk lebih mendekatkan diri kepada allah swt. Amiin.

Hasbunallah Wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *