Home / Opini / Mengintip Tangisan Ahli Kubur !
Ziarah Kubur - Copy

Mengintip Tangisan Ahli Kubur !

Oleh: Rifyal Luthfi MR

Sesungguhnya kematian pasti akan dialami oleh semuanya. Yang zhalim dan yang dizhalimi, yang kuat dan yang lemah, yang kaya dan yang fakir. Masing-masing pasti akan kedatangan kematian. Anda bukanlah satu-satunya orang yang akan mati. Sebelum anda mati, umat-umat yang terdahulu telah mati dan sesudah anda akan mati banyak umat-umat berikutnya.
Seorang penjelajah muslim, yaitu Ibnu Batutah, telah menyebutkan bahwa di daerah utara (luxor) terdapat kuburan tempat seribu orang raja dikuburkan (lembah raja-raja). Pada kuburan tersebut terpancangkan sebuah papan yang bertuliskan “Tanyakanlah kepada tanah, tentang para penguasa mereka dan tanyakan pula tentang pemimpin-pemimpin besarnya yang kini telah menjadi tulang-belulang”.

Sesungguhnya hal yang mengejutkan sehubungan dengan realita ini ialah lalainya manusia terhadap kematian yang senantiasa menyerang mereka di setiap pagi dan petangnya. Bahkan manusia mengira bahwa dirinya hidup kekal selamanya di dunia ini dan tetap bergelimang dengan kesenangan. Ia lalai terhadap kesudahan yang pasti akan menimpa dirinya dan juga menimpa semua makhluk yang hidup tanpa kecuali. “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.(Qs. Al `Araf:34) dan firmanNya: “Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)” (Qs. Al Hajj:1)

Setelah Allah membinasakan umat-umat terdahulu dan bangsa-bangsa yang ada pada masa lalu serta menghancurkan negeri-negeri yang penduduknya berbuat zhalim (mempersekutukan Allah), Allah berfirman: ”Adakah kalian melihat seorang pun dari mereka atau kalian dengar suara mereka yang samar-samar? (Qs. Maryam:98). Habislah segala sesuatunya tentang mereka dan yang tersisa hanyalah berita dan kisah mereka.

Angan-angan mereka yang telah mati ialah kembali ke dunia meski sejenak untuk menjadi orang shalih. Mereka ingin taat kepada Allah, dan memperbaiki segala kerusakan yang dahulu mereka perbuat. Mereka ingin berdzikir kepada Allah, bertasbih, atau bertahlil walau sekali saja. Namun mereka tidak lagi diizinkan untuk itu. Kematian serta-merta memupuskan segala angan-angan tersebut. Allah ta’ala berfirman mengenai mereka: “Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (Qs. Al Mukminun: 99-100).

BACA JUGA   Solusi Dimasa Pandemi

Begitulah kondisi orang mati, mereka telah melihat akhirat dengan mata kepala mereka. Mereka tahu pasti apa yang telah mereka perbuat dan apa yang mereka terima. Dahulu mereka demikian mudah menyia-nyiakan waktu yang amat berharga untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat mereka. Kini mereka sadar bahwa detik-detik dan menit-menit yang hilang tersebut sungguh tidak ternilai harganya.

Dahulu, kesempatan itu ada di depan mata, namun tidak mereka manfaatkan. Sekarang, mereka siap menebus kesempatan itu berapapun harganya! Sungguh tak terbayang alangkah ruginya dan alangkah besarnya penyesalan mereka.

Kesulitan dalam penyadaran akan berakhirnya kehidupan di alam dunia ini adalah sebuah fenomena yang banyak tidak tersadarkan dikarenakan adanya rasa bangga terhadap diri, merasa akan hidup selamanya, merasa memiliki apapun yang sudah di dapat, padahal seyogianya kesadaran itu harus dipupuk melalui doa yang terimplementasikan dalam kehidupam sehari-hari.

Sebagai sebuah do`a dalam kesulitan adalah ditumbuhkannya di dalam kalbu rasa cinta kepada Allah dan semangat mengagungkan dan mengesakan-Nya, mengetahui sang Maha Pelindung, Pencipta dan Pemelihara. Selanjutnya, kalbu akan menjadi cerah, senang, dan gembira dengan-Nya, sehingga dapat tertangkallah rasa pedihnya kesulitan, kesedihan, keraguan dan kecemasan yang menimpanya. Sebagai sebuah analogi bahwa jika kita akan menjumpai seorang pasien bila mendapat sesuatu yang membuatnya merasa senang dan gembira, maka akan menjadi kuatlah jiwanya dan membantu kesembuhannya. Bila faktor alami yang demikian akan mampu menangkal penyakit yang dirasakan, terlebih lagi kesembuhan seperti ini bagi kalbu akan lebih berhasil bila ia telah mengenal dan mencintai Tuhannya.

Sadarlah bila waktu telah berlalu, maka masa yang terlewati takkan kembali, dan jika nyawa telah berada dalam kubur, maka tangisan bagi orang-orang yang dzalim takkan berbuah hasil, malah akan menjadikan sebagai sebuah penyesalan yang takkan berakhir. Naudzubillah..

“ Apakah kamu pernah mendapat berita tentang penduduk Andalusia?
Sesungguhnya yang tersisa dari mereka hanya tinggal cerita menjadi bahan obrolan para kholifah dalam perjalanannya”.

Hasbunallah wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *