Home / Opini / Mencuri Start Kehidupan
Mencuri Start Kehidupan

Mencuri Start Kehidupan

Penulis : Rifyal Luthfi MR

Bismillah…..Sebagai permulaan dalam tulisan ini, saya membuat sebuah analogi atau perumpamaan yaitu bila ada sebuah perlombaan dalam aturan mainnya boleh mencuri start, maka
ambillah peluang itu. Curi start-nya agar kita bisa mendahului rival kita untuk bergerak maju dan memenangkan pertandingan.

Saudaraku, dari analogi di atas ingatlah bahwa kita sekarang sedang bertarung, berlomba dengan iblis, yaitu musuh bubuyutan kita yang tidak akan pernah berhenti atau beristirahat untuk menghancurkan diri kita. Apapun upaya ditempuh untuk mencapai tujuannya mencari pengikut sebanyak-banyaknya untuk menemaninya di neraka. Ia juga tidak pernah tidur.

Terus dan terus tanpa kenal menyerah berupaya menjerumuskan kita ke dalam jurang kenistaan.Permusuhannya dan pertarungannya dengan kita akan tetap abadi hingga hari kiamat tiba.

Waspadalah saat kita tidur, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah Saw.:”Setan mengikat pada tengkuk setiap orang di antara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak. Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah swt.

(berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan bersemangat dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah dimalam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas.” (HR. Buchari Muslim)

Itulah tiga hal yang menjadikan seseorang bangun kesiangan, yakni ketika terjaga dari tidur tidak berdzikir (berdoa), tidak berwudhu dan tidak melaksanakan sholat malam atau sholat shubuh.

Sehingga orang ini seolah menjadi tawanan syetan dengan kedua tengkuknya diikat, maka syetan pun mudah untuk menghinakannya dengan cara mengencingi kedua telinganya.

Saudaraku, bila kita mendapati kondisi semacam itu anggap saja kita sedang bersaing mencuri start melawan iblis. Bila kita berhasil bangun pagi minimal azan shubuh berkumandang dan
kita mendatangi sholat shubuh berjamaah, kita sudah menang distart awal.

Pertarungan-pertarungan berikutnya akan terus berlanjut. Ronde demi ronde. Pada ronde sholat malam kita menang dengan berhasil bangun dan menunaikannya. Pada ronde sholat shubuh juga kita menang karena berhasil mendatanginya di masjid untuk berjamaah.

BACA JUGA   Tips-Tips Istiqomah dalam Organisasi

Ronde sholat Dhuha, barang kali kita kalah lantaran tidak mengerjakan. Pada ronde sholat dzuhur, shalat asar, dan seterusnya, upayakan agar kita terus menang.Ronde-ronde itu tidak semata berlaku untuk ibadah sholat, tapi segala hal lain yang kita alami yang memberikan dua peluang yaitu amalan ahli surga atau amalan ahli neraka. Bila amalan ahli surga yang kita kerjakan, pada ronde itu kita menang. Sebaliknya, bila amalan ahli neraka yang kita
lakukan, pada ronde itu kita sedang mengalami kekalahan.

Fenomena ketertipuan yang disutradarai oleh iblis di antaranya kita tidak sadar kadang kala kita selalu melalaikan hak Allah, yakni lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kewajiban kepada Allah. Saat azan Shubuh berkumandang, memang bangun, tapi langsung melakukan kegiatan-kegiatan rutinitas dan sebagainya. pada ronde itu juga kita sedang mengalami kekalahan
Ingatlah pertandingan itu terus berjalan selama 24 jam non stop sepanjang usia kita.

Bahkan selama kita tidur juga pertandingan akan tetap berlangsung. Apabila kita membaca do`a, iblis tidak akan ikut serta, sehingga pada ronde itu kita menang. Sebaliknya bila kita alpa membaca do`a, iblis ikut bersama kita dan itu merupakan kekalahan kita.

Curilah senantiasa start-startnya dan isilah dengan amalan ahli surga yaitu amalan yang baik. Dan salah satu ronde atau start yang sangat berharga adalah pagi hari. Bila kita sampai lengah dan tertidur pulas dipagi hari, iblis akan menertawakan kekalahan kita. Dan itu tidak boleh terjadi.

Maka, pagi hari tidak ada alasan untuk tidur lagi. Pagi hari adalah saat untuk betebaran mencari karunia-Nya maupun mengumpulkan bekal-bekal menuju akhirat-Nya.

Ingatlah juga nasihat dari Yahya bin Muadz yang dikutip oleh ibnu Al-jauziy dalam shifah al-shafwah bahwa, “ siang itu bersih, jangan dikotori dengan dosamu. Malam itu panjang, jangan
diperpendek dengan tidurmu.”

Hasbunallah wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *