Home / Kab. Tasikmalaya / Manjada Wajada, Keterbatasan Berbuah Harapan
PhotoGrid_1535090916877

Manjada Wajada, Keterbatasan Berbuah Harapan

Kabupaten Tasikmalaya, tasikzone.com – “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.ar-Ra’d:11).

Penggalan ayat tersebut bisa dijadikan motivasi sekaligus pengingat bagi kita bahwa perubahan tidak terjadi jika tidak usaha untuk merubahnya. Hal tersebut juga merupakan harapan dari Pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Menjadi keluarga penerima manfaat (KPM) PKH tidak boleh terlena akan bantuan yang diberikan oleh pemerintah, tentunya harus ada inovasi dan kreatifitas yang harus dilakukan oleh KPM untuk memanfaatkan bantuan yang diterima karena hanya bersifat sementara, setidaknya Cuma 5 tahun.

Dalam rangka menunjang pemanfaatan bantuan yang dapat memberikan dorongan kepada perubahan ekonomi KPM, Program Keluarga harapan memiliki kegiatan pendampingan melalui P2K2 (peertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga) yang dilakukan oleh para pendamping sosila yang dilakukan di setiap kecamatan. Melalui pendampingan tersebut KPM dapat mulai menyadari tentang apa yang harus dilakukan untuk dapat memandirikan ekonomi keluarganya. Hasilnya beberpa KPM sudah mulai bermunculan menampilkan “Kamotekaran” dalam memulai usaha, diantaranya sebagai berikut :

1. Ibu Iis Isnawati (Pengrajin Comet)
Comet adalah singkatan dari “Nyomot Saemet”. Makanan berbahan dasar singkong yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi makanan ringan yang enak dan cocok untuk cemilan. KPM binaan Ibu Dera Dewi Arulan ini sudah berjalan cukup lama di Kecamatan Cibalong, namun kapasitas produksinya masih bersifat kecil karena keterbatasan modal. Walapun kecil, usaha ini sudah cukup memberikan pengasilan tambahan bagi keluarganya dengan omset Rp. 1.600.000,-/bulan.

BACA JUGA   Terdampak Bendungan Leuwikeris Datangi BBWS Citanduy

2. Yani Mulyani (Pengusaha Kolangkaling)
Siapa yang tidak kenal kolangkaling ? buah aren yang telah diolah sampai rasanya begitu kenyal dan enak ketika disantap dengan syruf atau dijadikan tambahan kolak. Ibu Yani menekuni usaha ini karena mengikuti jejak suaminya yang sebelumnya telah terjun kedalam bisnis kolangkaling. Omset perbulan rata-rata 600 kg perbulan.Pada saat bulan romadhon penjualan kolangkaling sampai mencapai target 1 ton sehingga jika diuangkan kurang lebih Rp 7.000.000.- . Ekonomi keluarga ini terpantau terus berkembang dengan mamapu mengajak tetangganya untuk bersama sama berbisnis kolangkaling. KPM binaan Bapak Azis ini mengaku cukup bersyukur dengan adanya bantuan stimulan PKH yang membuatnya sedikit demi sedikit bangkit dari keterbatasan ekonomi.

Adanya inisiatif dari para KPM untuk memulai usaha ini diharapkan dapat mempercepat misi pemberdayaan yang dibawa oleh program keluarga harapan dalam mengurangi angka kemiskinan.

AR_Peksos SPV PKH Kab. Tasikmalaya

Artikel dan foto : spv ppkh kab. Tasikmalaya, apep risman

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *