Home / Opini / Hati-Hati Provokasi
Hati-Hati Provokasi

Hati-Hati Provokasi

Penulis Oleh : Rifyal Luthfi MR

Bismillah…Ingatlah janji yang dusta dan ramalan yang keliru dan menyesatkan, yang membuat kebanyakan orang takut, tiada lain hanyalah ilusi belaka tanpa ada kenyataan. “Setan menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan (jika bershadaqah) dan memerintahkan kepada kalian untuk melakukan dosa (Kikir), sedang Allah menjanjikan ampunan dan pahala-Nya untukmu. Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui. (Qs. Al Baqarah: 268).

Saudaraku, begitu pula kita harus menahan diri agar hati tidak menyimpang karena provokasi nafsu disertai bisikan syetan dalam sekejappun dari mengingat Allah dan itulah yang dinamakan wara`.
Wara’ itu permulaannya zuhud, keberadaannya wara’ karena ada rasa takut akan Allah, takut terjadi karena makrifat kepada Allah, makrifat sendiri terjadi karena dekat dengan Allah swt. (taqarrub).

Dalam tradisi sufi yang dimaksud dengan wara’ adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak jelas Hukumnya (subhat). Hal ini berlaku pada segala hal atau aktifitas kehidupan manusia, baik yang berupa benda maupun perilaku seperti makanan, minuman, pakaian, pembicaraan, perjalanan, duduk, berdiri, bersantai, bekerja dan lain-lain. Di samping meninggalkan segala sesuatu yang belum jelas hukumnya, dalam tradisi sufi wara’ juga berarti meninggalkan segala sesuatu yang berlebihan, baik berwujud benda maupun perilaku. Lebih dari itu meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat, atau tidak jelas manfaatnya.

Sabda Nabi Saw: “Bersikaplah wara’ dan kamu akan menjadi orang yang paling taat beribadah.”(HR. Ibnu Majah, Thabrani)
lebih lanjut para ahli tasawuf juga membagi wara’ pada dua bagian. Yaitu wara’ yang bersifat lahiriyah dan wara’ batiniyah. Wara’ lahiriyah berarti meninggalkan segala hal yang tidak diridhoi oleh Allah, sedangkan wara’ batiniyah berarti tidak mengisi atau menempatkan sesuatu dihatinya kecuali Allah.

Saudaraku, telah kita ketahui bahwa berhati-hati terhadap perkara yang haram dan syubhat, mencari penghasilan halal dan makan darinya, disertai menjauhi penghasilan haram dan makanannya adalah termasuk kewajiban terpenting dalam agama dan sebaik-baik cara yang digunakan hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Firman Allah swt: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-lagkah setan, karena setan itu adalah musuh yang
nyata bagimu”.(Qs. Al baqarah: 168)

BACA JUGA   Meraih Surga Melalui Pramuka

Dalam QS. Al Baqarah: 188, Allah swt. berfirman: ”Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu (membawa) urusan harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagaian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”

Rasulullah saw bersabda: ”sebaik-baik pengamalan agamamu adalah wara`.”Kemudian Nabi Rasulullah Saw. menceritakan tentang orang yang rambutnya kusut berdebu setelah lama dalam perjalanan. Ia mengulurkan tangannya menghadap ke langit seraya berkata : Ya Robb, ya Roob (Dia Memohon dan berdoa). Namun makanan, minuman dan pakaiannya haram serta makan dari
hasil yang haram. Maka bagaimana doanya bisa dikabulkan ?…
Sabdanya pula:“ Barangsiapa mendapat harta dengan cara yang tidak halal, lalu bersedekah dengannya, maka sedekahnya tidak diterima. Jika ia nafkahkan darinya, maka nafkahnya tidak diberkati padanya. Jika ia tinggalkan harta itu di belakang punggungnya, maka akan menjadi bekalnya ke neraka.”

Sabda Nabi Saw. dalam kitab Sya`bul Imam“ Barangsiapa membeli baju seharga sepuluh dirham dan di dalamnya terdapat satu dirham dari penghasilan haram, maka Allah tidak akan menerima salatnya selama ia memakai baju itu.” (HR. Ahmad)

Bilamana ini menyangkut baju yang sepersepuluh harganya adalah haram, maka bagaimana halnya mengenai makanan yang berada di dalam tubuh dan mengalir di dalam daging, darah, urat dan tulang-tulang serta anggota badan lainnya. Maka renungkanlah hal itu oleh kita dan pikirkanlah serta takutlah kepada Allah dan waspadalah.

Ibnu umar Ra berkata :” Andaikata kalian sholat hingga bungkuk seperti busur dan puasa hingga menjadi kurus seperti tali busur, niscaya hal itu tidak akan diterima darimu, kecuali dengan kewara`an.

Saudaraku, maka berhati-hatilah dengan provokasi nafsu dan propaganda setan yang sering menjadikan diri kita terbuai dengan hal-hal yang tidak jelas (subhat), namun dampaknya akan merugikan
kita baik bagi kehidupan di dunia maupun akhirat.

Hasbunallah Wani`mal Wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *