Home / Opini / Gembok Penutup Surga (GPS)
Gembok Penutup Surga (GPS)

Gembok Penutup Surga (GPS)

Penulis Oleh: Rifyal Luthfi MR

Bismillah…Ingatlah bahwa dengan takabbur (kesombongan), fir`aun ditenggelamkan dan dibinasakan oleh Allah ke lautan yang dalam dan gelap, seorang gubernur yang zholim abrahah dengan kecongkakannya dibunuh oleh penyakit yang menggerogoti tubuhnya karena terbakar dilempar batu oleh burung-burung utusan Allah, Namrud yang gagah perkasa dengan kesombongannya dibunuh oleh nyamuk dengan kehinaan yang luar biasa, Abu lahab dan istrinya karena congkak dan sombongnya sudah dipastikan menjadi penghuni neraka yang bergejolak. Itulah di antaranya kisah-kisah yang dapat dijadikan pelajaran oleh kita terkait para aktor Ketakabburan kepada sang Pencipta Allah swt.

Ketahuilah, bahwa bahaya sifat takabbur itu amat besar sekali sedang keruksakan yang diakibatkannyapun sangat luar biasa hebatnya. Rasululah saw. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seseorang yang dalam hatinya terdapat seberat debu dari sifat ketakabburan.” (HR. Muslim) Bayangkanlah, mengapa sikap takabbur itu sampai dapat menjadi tabir atau penghalang antara seseorang yang memilikinya dengan surga. Sebabnya karena takabbur itu pulalah yang merupakan batas pemisah antara seseorang dengan akhlak dan budi pekerti kaum mukmin seluruhnya. Akhlak serta budi pekerti yang baik adalah merupakan pintu-pintu surga, sedangkan takabbur itu sendiri yang menyebabkan tertutupnya pintu-pintu tersebut.

Pokoknya ialah bahwa tiada suatu budi pekerti yang buruk yang tidak dimiliki oleh orang yang sombong itu. Ia terpaksa menggunakan semua keburukan itu demi untuk menjaga kekuasaan dan kemuliaannya. Sumber pokoknya ialah karena adanya perasaan menganggap kecil orang lain, menganggap bodoh orang lain, menganggap orang lain kurang atau tidak berharga sama sekali bila dibandingkan dengan dirinya sendiri serta anggapan hina pada orang itu. Sebaliknya dirinya sendiri dianggapnya amat mulia, terhormat dan melebihi orang lain dalam segala hal.

Rasulullah saw. menjelaskan dua macam sifat yang merupakan himpunan dari kesombongan, yaitu: “Takabbur itu ialah menolak kebenaran dan menghinakan makhluk.” (HR. Buchori Muslim). Hal ini menjadi dasar bahwa kesombongan, yaitu menolak atau enggan menerima serta menerima dan mengikuti apa-apa yang benar, sedang yang kedua ialah menganggap hina, rendah dan kecil pada orang lain, padahal ia adalah sesama makhluk Allah, sesama hambaNya dan bahkan mungkin yang dihina dan direndahkan lebih mulia dari dirinya.

Jelasnya ialah bahwa setiap orang yang menghinakan saudaranya sesama muslim, melihatnya dengan mata ejekan, menganggap dirinya lebih baik dari yang lain, suka menolak kebenaran, sedangkan ia telah mengetahui bahwa itulah yang sesungguhnya benar, maka jelaslah bahwa orang tersebut dihinggapi penyakit kesombongan dan mengabaikan hak-hak Allah.

BACA JUGA   Mencuri Start Kehidupan

Sombong akan mendatangkan bahaya, yakni bahwa kesombongan, kemegahan, kebanggaan dan merasa diri paling mulia dan tinggi sebenarnya adalah hanyalah budak Allah yang lemah sekali, yang tidak berkuasa melakukan apapun kecuali dengan pertolonganNya. Bahaya dari sifat sombong juga akan membawa seseorang yang mendengar adanya kebenaran yang datang dari siapapun hamba Allah, kemudian enggan menerimanya, menunjukan kedurhakaan dan kebenciannya dan menolaknya dengan acuh tak acuh, maka orang yang berbuat demikian itu, tidak lain sebabnya hanyalah karena merasa dirinya tinggi dan agung, sedang orang lain dianggapnya hina dan kecil, Perilaku sebagaimana dilakukan orang itu jelaslah sebagai akhlak dan budi pekerti orang-orang kafir dan kaum munafik. Bahkan Allah swt. mengancam bagi orang-orang yang sombong sebagaimana Firmannya. “dan Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS.Al Israa:37) dan Qs Al Baqarah: 206: “Apabila dikatakan padanya:”takutlah

kepada Allah” lalu ia dipengaruhi oleh kesombongannya sehingga membawa keperbuatan dosa. Maka cukuplah untuk balasan orang ini ialah neraka jahannam” Tidak hanya kecongkakan, kemegahan, kekuasaan yang akan membuat diri ini sombong, bahkan merasa diri rendah hati bisa dikatakan sombong. Dalam al-hikam karangan Imam Athoilah dikatakan:“barang siapa yang merasa dirinya tawadhu (rendah hati), maka itulah sebenar-benarnya
kesombongan.” artinya siapapun yang dalam dirinya merasa rendah hati, merasa benar, merasa sholeh, merasa paling banyak berdzikir, merasa paling banyak shodaqoh, merasa selalu benar perkataannya, merasa baik akhlaknya dan merasa lebih baik peribadahannya kepada Allah, maka itulah kesombongan yang nyata namun kadang tidak terasa oleh diri ini.

Ingatlah bahwa barang siapa yang dalam hatinya sudah menjelma sifat kesombongan, congkak kepada sesamanya, jelaslah bahwa ia menantang dan melawan Allah swt. Na`uzdubillahi min dzalik

Oleh sebab itu, hati-hatilah dengan jebakan nafsu yang disertai bisikan setan, baik setan dari golongan jin ataupun manusia yang terus menjerumuskan diri ini ke dalam jurang kenistaan melalui peribadahan yang tidak lillah.

Hasbunallah Wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *