Home / Opini / Cahaya Menuju Jalan Surga
IMG-20180621-WA0027

Cahaya Menuju Jalan Surga

Oleh: Rifyal Luthfi MR

Bismillah…Sesungguhnya kelapangan dada dan kegembiraan hati itu senantiasa diiringi dengan ilmu. Berkat ilmu pengetahuan, hal yang misteri dapat dipecahkan, hal yang menghilang dapat ditemukan, dan hal yang bersembunyi dapat disingkapkan, sedang jiwa manusia itu senantiasa merindukan pengetahuan yang baru dan senang melihat yang indah, karena Allah dan RasulNya juga mencintai keindahan.

Ilmu pengetahuan adalah kawan diwaktu sendirian, sahabat diwaktu sunyi, penunjuk jalan kepada agama, pendorong ketabahan disaat dalam kekurangan dan kesukaran. Dengan ilmu pengetahuan pulalah seseorang hamba itu dapat menduduki tempat orang-orang yang berbakti dan pangkat-pangkat yang tinggi. “Allah swt mengangkat orang-orang yang beriman dari golonganmu semua dan juga orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat.” (Qs. Al-Mujadalah: 11)

Adapun kebodohan hanya akan mewariskan kejenuhan dan kesedihan, kegelapan dan kemiskinan, karena kebodohan sama artinya dengan kehidupan tanpa pembaharuan, tanpa keindahan, dan tanpa kesenangan, karena kemarin sama dengan hari ini dan hari ini sama dengan esok hari. Artinya sebuah kerugian bagi diri dalam menjalani kehidupan.

Kebodohan itu mematikan nurani, menyembelih kehidupan dan menyia-nyiakan usia. Firman Allah swt. ”Sesungguhnya Aku memperingatkan kalian supaya kalian tidak termasuk orang-yang tidak berpengetahuan. “(Qs. Hudd: 46). Adapun ilmu adalah cahaya penerang bagi mata hati, kehidupan bagi jiwa dan energi bagi karakter pribadi. Jika kita menginginkan kebahagiaan, tuntutlah ilmu, carilah pengetahuan dan raihlah hal-hal yang berfaedah agar kita terbebas dari kecemasan, kesusahan dan kesedihan. Alangkah mulianya pengetahuan itu, alangkah gembiranya diri yang berhasil meraihnya, alangkah sejuknya dada yang terisi oleh siramannya, dan alangkah luasnya pemikiran yang telah terisi olehnya.

Fatah Almaushili rahimahullah berkata: “Bukankah seseorang yang sakit itu apabila sudah enggan makan dan minum dan enggan pula menelan obat, akhirnya tentu mati”. Kawan-kawannya menjawab: Ya, benar” ia kemudian berkata lagi: ”Demikian Pula hati, apabila enggan kepada hikmat dan ilmu selama tiga hari, pasti ia mati pula”
Apa yang disampaikan Fatah itu bahwa makanan hati adalah hikmah dan ilmu pengetahuan, dengan kedua benda itulah ia dapat hidup, sebagaimana halnya dengan tubuh. Makanan adalah umpan tubuh. Jadi, seseorang yang sunyi dari ilmu, maka hatinya boleh dinamakan sakit dan kematiannya sudah dapat dipastikan. Tetapi orangnya itu sendiri tentu tidak merasa dan tidak menghiraukan hal itu, sebab kecintaannya kepada dunia dan kegiatannya untuk mencari harta dunia itulah yang menyebabkan ia kehilangan perasaan semacam itu.

BACA JUGA   Mayat Hidup

Ibnu mas`ud ra berkata.”Seseorang itu tidaklah akan dilahirkan dan sudah menjadi pandai. Jadi ilmu pengetahuan itu pastilah harus diusahakan dengan belajar.”Muaz berkata: “Belajarlah ilmu pengetahuan, sebab belajarnya itu dengan karena Allah merupakan tanda takwa padaNya, mencarinya merupakan ibadah, menelaahnya sebagai bertasbih, menyelidikinya adalah sebagai jihad, mengejarkannya kepada yang belum mengetahui adalah sebagai sedekah, dan menyempaikannya kepada ahlinya adalah kebaktian.” Ilmu adalah sebuah kebutuhan dan sarana yang selalu tersedia dalam sebuah peristiwa atau aktiftas dihadapan kita yang bisa dijadikan sebuah pelajaran, yang barangkali tidak disadari bagi banyak orang, apakah itu seorang pelajar, mahasiswa, dosen, dokter, perawat, pegawai, wartawan, buruh, bahkan bagi yang belum bekerja sekalipun. Maka, manfaatkan potensi darimana saja keilmuan itu berada dan jangan bosan, baik keilmuan dari guru-guru kita maupun mengkaji ayat-ayat Allah (kauliyah dan kauniyah). Dan Ilmu tidak akan dapat diraih dengan sekejap, ia membutuhkan At-tadhhiyah (pengorbanan), al-mushabarah (kesabaran yang kontinyu ) dan thulu zaman (waktu yang lama).

Sabda Rasulullah saw: “ Barang siapa yang meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya suatu jalan ke surga.” (HR. Muslim). Artinya siapapun orangnya, apapun profesinya jika dengan aktifitasnya diniatkan ibadah (untuk mencari ilmu), maka Allah akan menjamin jalan kebahagiaan untuknya. Singkatnya jadikan seluruh profesi dan jenis pekerjaan sebagai sarana untuk mencari ilmu (mengambil Ibrah/pelajaran) agar kehidupan setiap harinya menuju ke arah kebaikan (progres).
Sabar, jangan mengeluh dalam menuntut ilmu. Memang penyakit terbesar para pencari ilmu adalah mengeluh, cepat bosan dan gampang menyerah serta kesulitan mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa atau aktifitas. Lihatlah tali setelah masa yang panjang telah berbekas pada batu yang keras. Janganlah tergesa-gesa ingin memetik buah dan hasil, karena pada waktunya jualah ia dapat dipetik dan dinikmati. Insya Allah. !!!

Hasbunallah Wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *